SURABAYA- Menyebarnya serangan kumbang Rove atau Tomcat di wilayah Jawa Timur, membuat pemerintah Jawa Timur terus menggalakan pemberantasan serangga beracun tersebut.
Tak terkecuali Gedung Negara Grahadi yang dilakukan penyemprotan di sejumlah titik gedung tersebut. Dalam penyemprotan Jumat (23/3/2012) ini, setidaknya ada dua petugas yang ditugaskan untuk menyemprot.
Selain di taman depan Gedung, bagian atas gedung pun tak luput dari semprotan petugas. Dua petugas itu dibekali dengan Tanki Semprot dengan kapasistas 14 liter dan 12 liter.
Menurut Uki, rekanan pemprov dari CV Jaya Makmur, penyemprotan ini dilakukan sejak 1 hari yang lalu. Pasalnya, serangga Tomcat ini sudah masuk halaman Gedung Grahadi.
"Sejak kemarin kami semprot. Tomcatnya sudah ada di taman-taman. Sebenarnya hanya taman saja tapi tadi diperintahkan untuk menyemprot bagian atas gedung," kata Uki kepada Okezone di sela-sela penyemprotan, Jumat (23/3/2012).
Untuk penyemprotan ini, Uki menyediakan 5 Botol Insektisida. Masing-masing botol berisi 500 mililiter. Sedangkan untuk penyemprotannya, Insektisida ini dicampur air. Takarannya, 2 tutup Delfox 25 dicampur dengan 2 liter air. Setelah itu langsung disemprotkan ke daerah-daerah yang dihuni Tomcat. Hingga saat ini sudah menghabiskan Insektisida sebanyak 2 botol.
Saat disemprot, lanjut warga yang berkantor di Rungkut, Surabaya ini, serangga Tomcat tidak langsung mati. "Paling kita tunggu 5 menit kemudian baru serangga ini mati," jelasnya.
Lebih jauh ia mengatakan, sebenarnya serangga Tomcat ini sudah ada sejak lama. Serangga ini hidup di areal persawahan membantu petani karena makan hama Wereng. Namun, karena sawahnya sudah berganti menjadi pemukiman dan apartemen maka Serangga Tomcat ini bermigrasi ke pemukiman penduduk. Tak hanya itu, burung-burung sebagai pemangsa Tomcat saat ini mulai berkurang.
"Sebenarnya serangga ini sudah ada sejak dulu. Hanya saja saat ini habitatnya berkurang makanya dia ke pemukiman manusia. Sebenarnya, tidak ada obat untuk membasmi Tomcat. Solusinya adalah menjaga keseimbangan alam," tutur Uki.
(Kemas Irawan Nurrachman)