SOLO - Setelah memastikan adanya gerakan kudeta kedudukan Pakubuwono (PB) XIII dari dalam Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, Sampeyen Dalem Ingkeng Sinuhun (SISK) PB XIII, Hangabehi, bersama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan, siap mencopot gelar bangsawan beberapa Sentono yang dianggap menjadi motor penggerak penentang rekonsiliasi dua raja.
"Gerakan kudeta PB XIII di dalam Keraton memang ada. Masa, PB XIII masih segar bugar mau digantikan dengan anaknya Hangabehi menjadi PB XIV. Dalam Aturan Keraton, pergantian bisa dilakukan bila raja sudah tidak ada," jelas KGPH Suryo Wicaksono atau biasa dipanggil Nino, kepada Okezone melalui telepon seluler, Senin (21/5/2012).
Menurut Nino, sebelum mencopot gelar bangsawan para sentono, PB XIII akan meminta keterangan satu per satu, termasuk apa alasan para Sentono melakukan penolakan terhadap rekonsiliasi antarHangabehi dan Tedjowulan.
Pasalnya, rekonsiliasi tersebut adalah keinginan raja, sehingga adanya penolakan rekonsiliasi tersebut, menurut Nino, sama dengan melawan kehendak raja.
"Rekonsiliasi tersebut keinginan raja. Menolak rekonsiliasi sama dengan melawan raja, dan mencopot gelar bangsawan itu adalah hak raja," tegasnya.
Namun, PB XIII masih memberikan pengampunan kepada para Sentono, bila keterangan yang diberikan bisa diterima oleh PB XIII.
Ditanya kapan PB XIII Hangabehi dan Tedjowulan masuk ke dalam istana, menurut Nino, keduannya masuk ke dalam keraton paling cepat pekan depan, atau setelah keduannya menghadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Dalam Negeri.
"Paling cepat pekan depan keduanya masuk kedalam Keraton, setelah PB XIII telah bertemu dengan Mendiknas dan Mendagri. Sebelum bertemu dengan kedua Menteri, PB XIII dan Tedjowulan belum bisa masuk ke dalam Keraton," pungkasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)