SOLO - Kubu Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi mengaku terkejut dengan pernyataan anggota tim perdamaian konflik Keraton Kasunanan Surakarta, Roy Suryo, yang tidak mempermasalahkan acara Jumenengan atau peringatan ulang tahun kenaikan tahta tidak dihadiri Raja.
Kubu PB XIII juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyelesaikan konflik internal keraton sebelum Jumenengan digelar. Hal tersebut sesuai janji yang diucapkan SBY saat bertemu dengan PB XIII Hangabehi di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Jumenangan sendiri akan digelar pada 24 Mei 2014.
”Roy Suryo mungkin lupa bahwa acara Jumenengan adalah sakral, ulang tahun Raja, di mana Rajanya wajib duduk di singgasana. Kalau Raja tak hadir dalam Jumenengan, maka acara tersebut bukan Jumenengan, tapi ketoprakan,” jelas Suryo Wicaksono, salah seorang putra PB XIII saat ditemui Okezone, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (4/5/2014).
Menurut Gusti Nino, panggilan akrab Suryo Wicaksono, bila sebelum acara Jumenengan SBY tidak bisa memenuhi janjinya, yakni mengakhiri perseteruan antara Sinuhun dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari atau dikenal Gusti Moeng, maka PB XIII Hangabehi kemungkinan tidak hadir.
”Sampai tanggal tesebut belum bisa diselesikan oleh Presiden SBY, maka Hangabehi kemungkinan menolak untuk menghadiri acara Jumenengan tersebut,” ungkapnya.
Apa yang diutarakannya bukan tanpa dasar. Dalam suratnya, Hangabehi menegaskan bahwa Presiden SBY diminta untuk menyelesaikan konflik ini. Saat itu SBY berjanji akan menyelesaikan setelah Pileg 2014.
"Bola penyelesaian ada di tangan Presiden SBY. Kalau SBY tidak tegas maka tak akan ada kebaikan dan kedamaian di keraton,” pungkasnya.
(Rizka Diputra)