ATHENA - Yunani melantik pria berusia 61 tahun lulusan Amerika Serikat (AS), Antonis Samaras, sebagai perdana menteri. Samaras yang memimpin partai konservatif New Democracy, akan memimpin pemerintahan koalisi yang dibentuknya usai pemilu.
"Saya mengerti dengan baik, kebutuhan untuk membangkitkan martabat warga Yunani yang sudah terluka. Saya tahu akan pentingnya pemulihan ekonomi untuk membangun keadilan sosial," ujar Samaras, seperti dikutip Associated Press, Kamis (21/6/2012).
Koalisi tiga partai di Yunani melibatkan partai sosialis, PASOK, dan satu partai kiri demokrat. Koalisi sayap kiri Syriza pun menolak untuk bergabung dalam pemerintahan itu dan lebih memilih untuk duduk di parlemen dan mengawasi kinerja kabinet.
Pemerintahan baru Yunani menghadapi tantangan berupa krisis finansial yang cukup serius. Mereka harus mengimplementasikan kebijakan penghematan yang dianggap sangat menyakitkan hati warga.
"Anda (Samaras) sudah mengambil alih pemerintahan di saat Yunani dilanda kesulitan. Anda akan berperang untuk melawan isu domestik dan luar negeri," ujar Perdana Menteri sementara Yunani Panagiotis Pikrammenos, yang menyerahkan jabatannya ke Samaras.
Samaras pun akan berhadapan dengan Syriza yang menolak kebijakan penghematan dan bailout. Koalisi kiri itu dipimpin oleh seorang pria muda berusia 37 tahun, Alexis Tsipras. Pada pemilu yang digelar akhir pekan lalu, Syriza dikalahkan oleh New Democracy, namun Syriza tetap berupaya untuk memperjuangkan tuntutannya.
"Syriza akan bertarung secara aktif sebagai oposisi karena tanggung jawabnya. Kami akan berdiri di samping siapa pun yang menderita karena kebijakan Pemerintah Yunani," ujar juru bicara Syriza Panos Skourletis.
(Aulia Akbar)