Sindonews.com – Libya membebaskan empat utusan Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court/ICC). Tim ICC ditahan setelah mengunjungi Saif al-Islam Khadafi, putra mantan pemimpin negeri itu yang telah digulingkan.
Libya menuduh empat utusan ICC ini melanggar keamanan nasional. Keempat utusan ICC ditahan di kota Zintan akibat dituduh menyelundupkan dokumen dan menyembunyikan alat perekam untuk putra Muammar Khadafi. Mereka akhirnya dibebaskan setelah meminta maaf.
"Saya meminta maaf atas kesulitan yang timbul akibat masalah ini. ICC tidak bermaksud mengganggu keamanan nasional Libya dalam melaksanakan tugas," ujar Presiden ICC, Sang-Hyung Song, seperti dilansir dalam BBC, Selasa (3/7/2012).
Selain itu, Hyun Song berjanji akan menyelidiki apakah keempat utusan tersebut memberikan dokumen yang dapat mengganggu keamanan nasional kepada putra Khadafi.
Wakil Menteri Luar Negeri Libya, Mohammed Abdelaziz mengatakan, pembebasan mereka merupakan hasil kerjasama antara negaranya dan ICC. “Ke depan, jika ICC ingin mengirim tim lain, mereka harus mengirim orang yang menghargai kedaulatan Libya," imbuh dia.
Keempat utusan ICC itu termasuk Melinda Taylor dari Australia yang bertolak ke Zintan untuk mempersiapkan pembelaan Saif al-Islam. Mereka ditahan pada tanggal 7 Juni setelah mengunjungi putra Khadafi.
Taylor dituduh membawa kamera berupa pena dan mencoba memberikan surat bersandi untuk Saif al-Islam dari mantan orang kepercayaannya, Mohammed Ismail, yang tengah diburu pemerintah Libya.
(Hariyanto Kurniawan)