DES MOINES - Pengawal Presiden Amerika Serikat (AS), Secret Service, tentunya harus membuat persiapan dalam setiap kunjungan yang dilakukan oleh Presiden AS. Tetapi apa jadinya bila tim Secret Service dilarang masuk ke sebuah toko, karena toko itu menolak digeledah?
Ini yang terjadi di Des Moines, Iowa ketika Presiden Barack Obama melakukan kampanye pemilu di luar ruangan Senin (5/11/2012). Ketika Secret Service hendak melakukan pemeriksaan, yang mereka temukan adalah tanda dari pihak toko untuk mengizinkan Secret Service menggeledah toko.
Tanda yang diletakan di sebuah toko pakaian, Raygun, bertuliskan "We do not consent to our store being searched" atau dalam Bahasa Indonesia berarti "kami tidak menginginkan toko kami di geledah." Tanda itu juga menunjukkan sedikit humor juga.
"Bukan berarti toko ini menyimpan sesuatu yang ilegal. Tetapi kami memperkerjakan beberapa prostitusi asal Kolombia dan kami tidak ingin menggoda kalian," sindir tulisan toko tersebut, seperti dikutip Yahoo News, Selasa (6/11/2012).
Sindiran itu terkait dengan terkuaknya kasus para pengawal Obama yang kedapatan membawa pekerja seks komersial (PSK) saat mereka tengah bertugas di Cartagena, Kolombia. Kasus ini mempermalukan Secret Service karena berlangsung ditengah persiapan kedatangan Obama menghadiri sebuah konferensi internasional.
Sadar dengan adanya tulisan yang memalukan tersebut, tim Kampanye Obama pun merasa tidak senang. Mereka meminta agar tanda itu segera dipindahkan, tetapi ditolak oleh pihak Raygun. Namun pada akhirnya tanda itu dicopot saat kampanye Obama dimulai.
Secret Service memang tidak lepas dari kontroversi. Kasus keterlibatan mereka dengan PSK di Kolombia, menjadi tamparan telak bagi pengawal Presiden AS itu. Dalam skandal tersebut, agen Secret Service diduga mengencani 20 perempuan di kamar hotel tempat penginapan para agen. 20 perempuan itu adalah itu dipastikan berprofesi sebagai PSK.
Skandal seks yang terjadi di Cartagena, Kolombia melibatkan 12 anggota Secret Service. Delapan diantaranya telah mengundurkan diri dari kesatuan yang mengawal Presiden AS tersebut. Sementara tiga lainnya, dianggap tidak bersalah dalam kasus ini dan satu orang lainnya dipecat dari keanggotaan Secret Service.
Selain anggota Secret Service, 12 anggota militer juga terlibat dalam kasus ini. Penyelidikan atas anggota militer yang diduga terlibat itu, dilaporkan masih terus berlanjut.
(Fajar Nugraha)