JAKARTA - Hasil analisis LSM Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) membuahkan hasil mengejutkan. Dari aspek anggaran dan statistik, mereka menilai Pemerintahan SBY telah gagal menanggulangi kemiskinan.
“Gagal dalam penangulangan kemiskinan dan sukses dalam penarikan utang,” simpul Direktur Riset Seknas Fitra, Yenny Sucipto, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (23/12/2012).
Kesimpulan di atas, ujar Yenny, diambil dari hitung-hitungan bahwa angka kemiskinan rata-rata hanya berkurang 0,9 persen dalam kurung waktu 6 tahun. Selain itu, di bawah kepemimpinan SBY, dalam periode 2007-2012, alokasi anggaran untuk penangulangan kemiskina rata-rata baru mencapai Rp62,9 triliun.
“Sedangkan posisi utang LN terlihat fantastis hingga mencapai rata-rata Rp630 triliun. Hal ini menjadi sebab kegagalan dalam pengelolaan penangulangan kemiskinan,” urainya.
Situasi di atas, menurut Yenny, tak lepas dari metode pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program PNPM Mandiri, Bantuan Operasional Sekolah, Jamkesmas, Raskin, Program Keluarga Harapan, dan subsidi lainnya yang mengambil dana dari utang luar negri.
“Artinya strategi pembiayaan penangulangan kemiskinan pemerintah tidak maksimal rupiah murni, tetapi penarikan utang. Data ini kami dapatkan dari rilis laporan Kementrian Keuangan," tegas Yenny.
Penyebab lain dari kurang maksimalnya program pengentasan kemiskinan adalah tidak terserapnya anggaran secara maksimal. Bahkan, enam kementerian penyerapan anggarannya di bawah 20 persen.
Berdasarkan data yang dihimpun, realisasi belanja pemerintah pusat per 30 November 2012 baru mencapai Rp778,9 triliun atau 72,8% dari belanja pemerintahan pusat pada APBN sebesar Rp1.069,5 triliun.
(Muhammad Saifullah )