Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertokoan di sekitar Lokasi Bentrok Musi Rawas Kembali Berjualan

Deddy Pranata , Jurnalis-Kamis, 02 Mei 2013 |12:47 WIB
Pertokoan di sekitar Lokasi Bentrok Musi Rawas Kembali Berjualan
Mapolsek Karang Dapo dibakar massa (Foto: Deddy P/okezone)
A
A
A

PALEMBANG - Setelah bentrok antara warga dan petugas Kepolisian yang mengakibatkan empat orang tewas dan dua kantor Polsek terbakar, kondisi Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel) berangsur normal dan kondusif.

Kabid Humas Polda, AKBP Djarod Padakova mengatakan, kondisi terkini wilayah Muara Rupit dan sekitarnya berangsur normal. Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) antara Jambi-Lubuklinggau yang sebelumnya diblokir warga telah dibuka.

“Anggota kepolisian masih berjaga-jaga mencegah situasi yang tidak diinginkan kembali terulang. Kita mengutamakan hal yang terbaik, mengutamakan situasi kembali normal dan aktivitas masyarakat dapat kembali berjalan seperti biasa,” kata Djarod saat dihubungi Okezone di Palembang, Kamis (2/5/2013).

Sementara itu dikatakan Nugroho, salah satu warga yang dihubungi melalui telefon, aktivitas warga di sekitar wilayah bentrok sudah berjalan seperti biasa. Pertokoan milik warga di sepanjang Jalinsum sudah mulai buka.

“Setelah dua hari tutup karena kondisi yang mencekam saat bentrok, sekarang warga sudah mulai berani beraktifitas seperti biasa. Apalagi Jalinsum yang sempat diblokir, sekarang sudah normal lagi,” ujar Nogroho.

Seperti diberitakan, warga Muara Rupit berunjuk rasa menuntut pemekaran Musi Rawas Utara (Muratara) menjadi kabupaten baru di Sumatera Selatan pada Senin lalu sekira pukul 10.00 Wib.

Namun, pemekaran tersebut gagal dan warga pun melakukan aksi pemblokiran Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum). Tak hanya itu, warga juga melakukan pembakaran dua polsek yang ada di sana.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement