Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga NTT se-Jabodetabek Bantu Korban Bencana Gunung Rokatenda

Rizka Diputra , Jurnalis-Sabtu, 22 Juni 2013 |18:30 WIB
Warga NTT se-Jabodetabek Bantu Korban Bencana Gunung Rokatenda
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) se-Jabodetabek memberikan bantuan kepada korban bencana letusan Gunung Api Rokatenda, NTT. Pemberian bantuan dilakukan di Gereja Katolik St. Yoseph Matraman, Jakarta Timur.

Penggalangan dana sosial ini berhasil mengumpulkan uang senilai Rp600 juta. Selain dalam bentuk uang tunai, bantuan juga diberikan berupa pakaian bekas layak pakai. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada
Uskup Maumere/Sikka, Mgr. G. Kherubim Pareira, SVD.

Uskup Maumere Mgr G. Kherubim Pareira SVD, mengaku kecewa dengan pemerintah daerah yang dinilai telah mengabaikan korban bencana letusan Gunung Api Rokatenda, dan lebih disibukkan dengan kegiatan politik
Pilkada.

"Karena itu, dengan segala keterbatasannya yang ada, Keuskupan Maumere berusaha semaksimal mungkin meringankan beban penderitaan korban melalui gerakan seribu rupiah atau 'Geser', dan berhasil membangun solidaritas umat atau masyarakat dan spontanitas berbagai kalangan begitu besar," terang dia dalam keterangannya, Sabtu. (22/6/2013).

Hal senada disampaikan sesepuh warga NTT di Jakarta, Vincent Siboe. Ia menyerukan kepada pemerintah daerah agar bertanggung jawab terhadap nasib korban bencana letusan Gunung Rokatenda di Pulau Palue yang selama ini terabaikan dari pembangunan.

Menurutnya, korban bencana sejatinya menjadi skala prioritas perhatian pemerintah daerah, karena mereka adalah petarung yang hidup dari keahlian melaut secara tradisional.

Perwakilan BNPB setempat, Yolad Dalumunthe mengapresiasi gerakan solidaritas dan spontanitas yang dimotori oleh Gereja. Pihaknya juga mengkritisi Pemda Sikka dan Ende yang belum menggunakan bantuan sosial
secara maksimal.

Sementara itu, tokoh muda NTT, Petrus Selestinus, meminta agar BNPB tidak semata-mata hanya menyerahkan bantuan, namun juga mengawasi secara ketat penggunaan dana bantuan tersebut. Begitu juga masyarakat, pers dan LSM.

Petrus mengungkapkan, Pemerintah Daerah NTT masih menempati posisi tertinggi untuk tindak pidana korupsi. Ditambahkannya, dana bansos yang jelas-jelas telah dituangkan dalam APBD untuk rakyat miskinpun tidak
segan diduga untuk korupsi dengan memanipuasi bencana dan pihak penerima.

"Apalagi ini bantuan dana di saat darurat dan tidak melalui APBD maka sangat mungkin dan mudah untuk diselewengkan," cetus Petrus yang juga advokat pendiri Tim Pembela Demokrasi ini.

Sekadar diketahui, aksi peduli korban bencana Rokatenda ini diprakarsai oleh FKM-Flobamora Jakarta. Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya Yolak Dalimunthe dari BNPB, sesepuh NTT di Jakarta Vincent Siboe, Anton
Tifaona, Blasius Bapa, Yacob Riberu.

Perwakilan Pemda NTT di Jakarta Berto Lalo, serta sejumlah tokoh muda NTT di Jakarta seperti Petrus Selestinus, Andreas Hugo Pareira, Marcel Wawo, Ida Djawa, Paulus Doni Ruing, Robert B. Keytimu, Honing Sani juga turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini.

(K. Yudha Wirakusuma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement