MAKASSAR - Situasi kudeta terhadap Mohammad Mursi dari kursi presiden, juga berdampak pada mahasiswa asal Sulawesi Selatan (Sulsel), yang saat ini tengah menjalani studi di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Salah satu dampaknya, yakni toko-toko penjual makanan yang mulai tutup, sehingga mereka harus mengatur lebih baik, porsi makannya.
Menurut Dewan Pengawas Organisasi Kerukunan Keluarga Sulawesi (DPO KKS) Awaluddin, meskipun persediaan makanannya masih cukup, namun sejumlah toko-toko penyedia makanan, banyak yang tutup, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sejauh ini kita masih saling mengingatkan untuk selalu berhati-hati. Karena sudah ada kejadian di beberapa tempat yang bisa membahayakan jiwa," ujar Awaluddin, saat dihubungi, Kamis (4/7/2013).
Mahasiswa semester akhir Universitas Al Azhar Kairo ini menambahkan, apalagi kemarin malam waktu setempat, pendukung Presiden Mursi sangat tidak menerima keputusan kudeta Mursi. Sehingga, sudah banyak tindakan-tindakan yang merusak beberapa tempat, salah satunya adalah pembakaran salah satu rumah ibadah, dari kubu pro Mursi.
Terkait jumlah mahasiswa asal Sulawesi, alumnus Pesantren 77 Darul Huffadh, Bone itu menyebutkan bahwa yang ada di Kairo saat ini sebanyak 350 orang, 250 di antaranya berasal dari Sulsel sebagai provinsi di Pulau Sulawesi dengan mahasiswa terbanyak di Kairo.
Selain itu, dia memastikan tidak ada mahasiswa asal Sulawesi yang terjebak dalam demonstrasi ataupun ikut berdemo. Pasalnya, kondisi demo di Mesir sangat berbahaya. "Bisa-bisa peluru preman Mesir nyasar ke orang asing," tandas warga Samata, Gowa tersebut.