JAKARTA - Usia remaja menjadi usia yang rentan dengan beragam masalah baik dengan orangtua, teman sebaya, maupun diri sendiri. Jika tidak memiliki tempat bicara untuk menuangkan unek-unek, banyak remaja pun memilih jalan pintas, seperti bunuh diri.
Psikolog Rose Mini menilai, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah aksi nekad para remaja. Pertama, lanjutnya, meningkatkan rasa percaya diri maupun self esteem para remaja.
"Bantu para remaja untuk lebih percaya diri serta mengajarkan mereka untuk meningkatkan self esteem untuk bisa mengatasi rasa rendah diri terhadap teman-teman dan lingkungan di sekitar," papar psikolog yang akrab disapa Bunda Romi itu ketika dihubungi Okezone, Kamis (25/7/2013).
Kemudian, lanjutnya, para remaja harus diajarkan cara berkomunikasi yang baik. Dengan demikian, saat menghadapi sebuah masalah, mereka tahu bagaimana cara menyampaikan unek-unek tersebut kepada orang lain dan tidak menyimpannya seorang diri.
"Selain itu lingkungan terdekat para remaja untuk lebih peduli, terutama terhadap anak-anak yang menarik diri atau tidak mampu mengurus diri, seperti tidak mau makan dan mandi. Harus hati-hati karena anak seperti itu biasanya memiliki masalah," tuturnya.
Demikian pula dengan peran guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Untuk dapat menjadi teman bicara bagi siswa, kata Bunda Romi, sang guru harus mampu melakukan pendekatan yang sesuai dengan para siswa tersebut.
"Keberadaan guru BK harusnya bisa membantu. Jangan sampai hanya mengurus tata tertib tapi juga bisa melakukan pendekatan kepada siswa sehingga anak-anak mau terbuka," imbuh Bunda Romi.
Dia menyebut, komunikasi dibutuhkan antara orangtua dan anak, maupun antara siswa dengan guru sekalipun tidak ada masalah. Apalagi untuk remaja yang tertutup, lanjutnya, tidak bisa hanya dideteksi masalahnya hanya lewat pertanyaan, tapi butuh observasi.
"Anak-anak yang tertutup tidak bisa hanya ditanya tapi juga lewat observasi. Jangan hanya berkomunikasi dengan anak saat anak itu punya masalah. Saat tidak punya masalah juga jalin komunikasi. Tanyakan bagaimana harinya di sekolah, dan sebagainya," tandasnya.
(Margaret Puspitarini)