BILA kita memprediksi kondisi Thailand dan Mesir di 2014, dipastikan kedua negara tersebut masih belum akan kondusif. Apalagi, kedua negara ini sama-sama akan menggelar pesta demokrasi secara prematur. Mesir pun sepertinya masih mengalami kondisi yang sama dari tahun-tahun sebelumnya.
Ini disebabkan calon terkuat dalam Pemilu Mesir adalah otak kudeta, Jenderal Abdel Fattah El Sisi. Walau sebenarnya dirinya telah menolak untuk dicalonkan sebagai presiden. Namun, bila kondisi berubah dan Sisi mau dicalonkan, peluang Sisi menjadi kepala negara Mesir yang baru sebesar 90 persen.
Nah, disinilah biang permasalahannya, jika Sisi duduk di tahta Kepresidenan Mesir, perlawanan dari kelompok Ikhwanul Muslimin akan semakin sengit. Baru-baru ini saja, Pemerintah Mesir menetapkan jika kelompok tersebut adalah teroris. Kondisi Mesir dipastikan tidak akan semakin membaik bila Sisi naik menjadi Presiden. Ditambah lagi dukungan dari dunia luar akan terbagi antara mendukung militer dan Ikhwanul Muslimin.
Peran penting Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Mesir pun ditentukan. Ketika AS memberikan dukungan nyata, pihak yang didukung AS -entah itu militer atau Ikhwanul Muslimin- akan mempunyai kekuatan lebih untuk meredam kekuatan penentangnya.
Jadi, bisa disimpulkan kondisi Mesir ke depan masih akan menarik diikuti. Baik soal pemilu, nasib Morsi, atau pun masa depan Ikhwanul Muslimin yang sekarang ini sudah disebut organisasi terlarang. Menuju ke Thailand, tak jauh berbeda kondisinya dengan Mesir. Kondisi Thailand belum bisa dipastikan apakah akan stabil apa tidak. Indikatornya adalah berhasil apa tidaknya pemilu ini digelar.
Namun berbeda dengan Mesir, Thailand melalui Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra masih berjuang agar pemilu dapat dihelat. Ini dikarenakan, pihak pendemo anti pemerintah melalui pimpinannya Suthep Thaugsuban menolak untuk ikut serta dalam pemilu dan bersikeras menuntut dibentuknya dewan rakyat.
Jadi bila rakyat Mesir sudah berpikir siapa pemimpinnya di masa depan. Itu tidak berlaku untuk Thailand, rakyat Thailand masih memutuskan untuk ikut serta dalam pemilu atau tidak.
Tetapi untuk kondisi keamanan harus diakui Thailand akan lebih siap dibanding negara mana pun. Apalagi mereka masih mempunyai sosok Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dikultuskan dan bisa menjadi penyelamat di tengah kondisi Thailand seburuk apa pun.