Risma Ngaku Takut Jadi Wali Kota
JAKARTA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku takut menjadi wali kota. Pasalnya, dia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya tidak hanya kepada manusia melainkan pada Tuhan.
"Saya terus terang benar takut menjadi wali kota. Saya harus mempertanggungjawabkan itu tidak hanya ke masyarakat tapi juga oleh Tuhan," kata Risma dalam acara seminar "Indonesia Menjawab Tantangan: Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang" di Kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2014).
Risma mengaku sebelum dicalonkan dia sempat menolak beberapa kali. Namun, dia pun mendapatkan dukungan dari anak-anak muda di Surabaya.
"Sekian lama saya menolak, saksinya pak Dahlan. Tapi kemudian ada teman-teman muda, katanya jalan saja. Semakin saya jalan saya semakin takut karena saya pernah membaca buku mengenai kepemimpinan Marlin bin Khatab yang memanggul beras untuk memimpin bangsanya, kalau saya mana bisa seperti ini," kata Risma.
Menurut Risma, dia merasa takut menjadi pemimpin yang tidak bisa memberikan nafkah untuk warganya. Dia bercerita pernah melihat seorang anak yang bunuh diri karena tidak bisa mengobati ayahnya.
"Ada seorang anak, ayahnya kuli di pelabuhan, kemudian ayahnya sakit dan dia tidak bisa bekerja, anaknya saking takutnya karena tidak bisa mengobati si ayah itu dia sampai bunuh diri. Saya takutkan itu, saya takut manusianya," kata Risma.
Dia mengatakan, malam hari saat pemilihan dia justru tidur di rumahnya. Karena dia tidak pernah berfikir untuk terpilih menjadi wali kota.
"Tetapi kemudian saya jadi, saya kaget astaghfirullah hal'adzim," katanya.
(Carolina Christina)
