SEMARANG - Satinah, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi, menitipkan anak perempuan kepada kakaknya.
”Minggu (23 Maret), Satinah menelefon dari penjara Arab Saudi. Yang menerima Nur (putrinya, Nur Apriana) dan suami saya (kakak Satinah, Paeri),” jelas Sulastri (39), kakak ipar Satinah di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (28/3/2014).
Warga RT 02/03, Dusun Mrunten Wetan, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, itu mengatakan, keluarga selama ini berkomunikasi dengan Satinah melalui telefon.
Setiap napi di penjara Arab Saudi diberikan waktu untuk menelefon satu kali dalam sebulan.
”Satinah menanyakan kabar Nur, keluarga, perkembangan kasusnya sampai sekarang. Satinah tidak tahu perkembangan kasusnya karena berada di penjara,” tutur Sulastri.
Dalam pembicaraan dengan Paeri, kata dia, Satinah sempat menitipkan putri semata wayangnya. Ia juga menyinggung soal masa depan anaknya.
”Titip Nur. Kalau ada yang melamar, Nur suka, dinikahkan saja. Jangan menungguku,” ungkapnya, menirukan perkataan Paeri.
Namun, sejauh ini Nur belum menyampaikan keinginannya untuk menikah. Apalagi usianya masih 20 tahun dan baru saja masuk kuliah.
”Ya, biasa kalau anak muda mungkin pacaran. Tetapi, belum ada yang melamar. Nur juga belum menyampaikan keinginan untuk menikah. Sekarang ini, Nur masih sibuk mengurusi kuliahnya, sambil bekerja,” tuturnya.
Nur sudah ikut keluarga Sulastri dan Paeri itu sejak kelas IV atau setelah Satinah berpisah dengan suaminya. Apalagi Sulastri juga memiliki anak perempuan yang sebaya dengan Nur.
”Saat telefon kemarin, Satinah juga sempat mengatakan, “Kita mungkin tidak bertemu di dunia, tapi pasti bertemu di akhirat. Insya Allah kalau niat kita baik, pasti dapat pertolongan’,” katanya.
(Muhammad Saifullah )