BANDUNG - Seorang sipir di Lapas Narkotika Jelekong (Kabupaten Bandung), Imam Nurhayar, memukau tim juri dengan aksinya mampu membuka lima gembok berukuran besar secara bolak-balik dalam kurun waktu 1 menit 20 detik.
Ini dilakukan Imam saat beradu cepat dalam lomba ketangkasan membuka dan menutup kamar tahanan yang digelar dalam rangka Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-50 Jajaran Pemasyarakatan se-Bandung Raya di Lapas Sukamiskin, Jumat (25/4/2014).
Dalam perlombaan tersebut, setiap lapas atau rutan menerjunkan satu tim yang terdiri dari tiga orang sipir. Mereka berlomba-lomba untuk membuka lima gembok secara buka-tutup di lima kamar tahanan.
Tahap pertama, sipir harus berlari sekira 20 meter untuk menuju pintu kamar tahanan yang terkunci dengan gembok besar. Di situ mereka harus membuka gembok dan pintu kamar, kemudian mengunci gembok kembali, namun membiarkan pintu tetap terbuka.
Setelah berhasil membuka dan menutup kembali gembok di lima pintu, peserta harus kembali ke kamar pertama untuk membuka gembok yang terkunci. Setelah terbuka, sipir harus menutup kamar tahanan dan kembali menguncinya dengan gembok. Selanjutnya, peserta harus kembali ke garis awal untuk mencapai finish.
Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jabar, Ibnu Chuldun, menjelaskan, dalam perlombaan ini diikuti oleh enam regu yang berasal dari Lapas Sukamiskin, Lapas Narkotika Banceuy, Lapas Narkotika Jelekong, Lapas Anak, Lapas Wanita, dan Rutan Kebon Waru.
"Tadi pemenangnya tim dari Lapas Jelekong. Dalam satu tim mereka bisa menyelesaikan lomba dalam kurun waktu 6 menit 13 detik. Dan satu di antara anggota tim itu bahkan mampu menyelesaikan lomba hanya dalam waktu 1 menit 20 detik," bebernya usai memantau lomba.
Menurut Ibnu, idealnya para sipir diharuskan bisa membuka-tutup gembok satu kamar tahanan maksimal dalam waktu 15 detik. Dalam hal ini, kecepatan sangat diperlukan demi memberikan hak yang sama terhadap para tahanan yang bisa keluar dari kamarnya secara bersamaan.
Selain lomba itu, para sipir pun mengikuti perlombaan menembak yang juga menjadi keterampilan wajib. Lomba menembak tersebut diikuti para sipir dengan menggunakan senjata laras pendek dan laras panjang.
"Ketangkasan menembak ini juga harus dimiliki oleh para sipir. Mereka dilatih oleh anggota Polri. Ketangkasan ini bertujuan bukan untuk mematikan tapi melumpuhkan," jelasnya.
Dalam ulang tahun 'emas' ini pihaknya juga menggelar beberapa lomba khusus para tahanan, di antaranya, pentas seni, band, dan olahraga. Rencananya, rangkaian ulang tahun yang bertajuk Bersih, Inovatif, dan Bermartabat akan berakhir dengan upacara akbar di Lapas Banceuy pada Minggu 27 April.
(Risna Nur Rahayu)