YOGYAKARTA - Divisi pengalangan massa kampanye Jokowi-JK di Yogyakarta, Chang Wendriyanto, menyesalkan insiden bentrok yang terjadi antara massa pendukung Prabowo dan massa pendukung Jokowi di DIY pada Senin 24 Juni. Insiden bentrok itu ditengarai karena ada jadwal kampanye yang bersamaan.
"Kampanye kok bareng-bareng, sama, meski di beda tempat, Yogyakarta itu kan kecil wilayahnya," kata Chang dikonfirmasi Okezone, Rabu (25/6/2014).
Politisi PDIP DIY itu menjelaskan bahwa tim Jokowi ada kegiatan di Kota Yogyakarta, tepatnya di Alun-Alun Utara. Kegiatan yang dilakukan yakni kirab budaya.
"Kita juga sudah sampaikan pemberitahuan ke polisi, izin kegiatannya juga ada," tambahnya.
Atas hal tersebut, Chang menilai pengamanan yang dilakukan aparat Kepolisian belum optimal. Hal itu yang membuat titik-titik bentrok, seperti di Ngabean (massa PPP vs PDIP saling lempar batu) terjadi lagi.
"Aparat kurang tegas, seharusnya titik rawan dijaga ketat, kalau perlu di blokir agar massa tidak melintas," ujarnya.
Dengan pengamanan yang dinilai belum optimal itu membuat bentrokan terjadi. Chang mengaku ada beberapa titik terjadi bentrok seperti di Ngabean, kemudian Kweni Jalan Bantul Km 5, selanjutnya di Brontokusuman, Muja Muju Umbulharjo, hingga di wilayah Saudagaran, Tegalrejo, Yogyakarta.
Chang mengaku sudah dipertemukan dengan tim koalisi Merah Putih oleh Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Slamet Santoso, semalam. Dalam dialog tersebut, kedua kubu yakni Prabowo dan Jokowi sepakat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis ataupun bentrok.
"Tadi malam kita dialog dengan tim Prabowo, difasilitasi Kapolresta. Kita ingin agar menjaga kondisi Yogyakarta nyaman, aman, tidak perlu bentro-bentrokan," ujarnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)