JAKARTA - Sebagai tokoh antikorupsi yang meraih penghargaan Bung Hatta Anticorruption Award 2013, Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menilai hal paling dasar dalam memberantas korupsi bukan tentang hukuman bagi para koruptor seperti yang sering disebut-sebut oleh para calon presiden.
Menurutnya, yang paling penting adalah adanya mekanisme pembuktian asal harta kekayaan dengan pembuktian terbalik. "Itu yang saya bilang capres ini enggak pernah ngomongin kalimat itu. Itu yang paling dasar. Pembuktian terbalik harta pejabat. Kalau ngomongin hukuman itu ini, terlalu jauh," kata Ahok di Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Menurutnya, pondasi semua harta pejabat harus diperiksa asal muasalnya dari mana. "Kalau kamu enggak bisa (buktikan dari mana), jangan jadi pejabat. Itulah rekonsiliasi nasional bangsa ini. Jadi (koruptor) yang lama kita putus. Nikmatilah uang korupsi anda (koruptor), rejeki anda. Kan toh enggak bawa ke kubur. Tapi kamu jangan jadi pejabat," terang Ahok.
Dia pun menyinggung pernyataan tersangka kasus dugaan korupsi proyek sport centre Hambalang Anas yang mengatakan 'gantung Anas di Monas'. "Itu dasar dari negara itu (pembuktian harta kekayaan). Pondasi dasar itu yang enggak beres. Aku sih bukan soal hukuman mau digantung di tiang Monas atau enggak," ucapnya.
(Muhammad Saifullah )