Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pembangunan Jalur Kereta ke Bandara Masih Terhambat

Angkasa Yudhistira , Jurnalis-Selasa, 26 Agustus 2014 |12:37 WIB
Pembangunan Jalur Kereta ke Bandara Masih Terhambat
ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kepala Dinas Tata Ruang DKI Jakarta Gamal Sinurat menyatakan pihaknya sedang mencari solusi atas rencana pembangunan jalur kereta menuju bandara oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Bahas rencana pembangunan stasiun kereta rute ke bandara. Salah satu stasiunnya di Dukuh Atas. Dia baru mengajukan gagasan rencana pembangunan stasiun. Butuh perizinan dari Pemprov DKI. Nah, rencana pembangunan yang digagas itu sebagian ada di rencana jalan kita. Rencana, bukan jalan yang sudah ada. Itu yang mau dicari solusinya," ujar Gamal di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Karena rencana pembangunan jalur kereta berada di atas rencana jalan inspeksi, kata Gamal, maka diperlukan perubahan desain pembangunan, karena jalur kereta itu berbeda dengan rute rel yang sudah terbangun di Stasiun Sudirman menuju Tanah Abang.

"Stasiun ini jalurnya berbeda. Sehingga enggak bisa dijadiin satu. Ini kan jalur ke bandara. Rencana pembangunan jalannya sampai ke pinggir jalan. Itu tanahnya PT KAI. Desainnya mau diubah lagi. Rencana jalan itu juga penting sebagai akses dari Jalan Sudirman ke Jalan Mas Mansyur. Posisinya di sebarang Hotel Shangri La," terangnya.

Rencananya, dari arah terowongan Blora di sekitar kawasan Dukuh Atas, akan ditembus langsung ke arah Jalan Mas Mansyur, sehingga tidak perlu lagi memutar karena ada Kantor DPP Hanura di kawasan itu.

"Tapi ke arah sananya enggak ada jalannya. Nah Hanura ke sana, sampai ke Mas Mansyur. Yang dimohon dibangun ini lahan PT KAI sebagian. Termasuk Hanura punya itu. Itu kan missing link. Vital. Kita butuh jalan itu. Supaya Jalan Kendal itu menerus ke sana. Sekarang kan terputus, belok ke Hanura itu. Nantinya bisa lurus ke sana. Itu lebarnya 18 meter rencananya," kata Gamal.

Di area tersebut lah PT KAI akan membangun statisun yang menjorok ke jalan sehingga memangkas lebar jalan sebanyak tujuh meter. Padahal, kata Gamal, kebutuhan jalan untuk dilalui kendaraan di jalan tersebut akan sangat tinggi. Sehingga diperlukan solusi lain dalam membangun stasiun.

"Nanti PT KAI mencoba mengubah desain stasiunnya. Pemukiman liar itu kita hajar semua. Menurut info Pak Rudy (Kadis PU) itu liar. Ada lahan milik masyarakat yang punya surat, ada lahan PT KAI, dan ada pemukiman liar," tandasnya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement