ARAFAH- Sejumlah jamaah haji asal Indonesia terkena serangan "heat stroke". Bahkan empat orang meninggal karena serangan tersebut. Heat stroke merupakan serangan akibat cuaca panas dan dehidrasi.
Banyak jamaah haji yang tumbang di pos kesehatan di Arafah pada akhir wukuf. "Cuaca panas 43 derajat celcius. Lima jam setelah wukuf ada 67 anggota haji Indonesia yang masuk ke pos kesehatan. Semua kekuangan cairan," kata Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia, Abidinsyah Siregar, di Arafah, Arab Saudi.
Abidin mengatakan "heat stroke" terjadi akibat kekurangan cairan. Cara untuk mengatasinya adalah dengan menambah cairan atau minum. Ia mengatakan "heat stroke" itu dapat memicu atau memperburuk kondisi jamaah haji yang mempunyai risiko tinggi.
"Yang tumbang yang risiko tinggi yang mempunyai simpanan penyakit dan di atas 50," kata Abidin yang seorang dokter.
"Yang sehat saja bisa terpengaruh, apalagi yang berisiko tinggi," kata Abidin lagi.
Sementara itu Ketua KPHI Slamet Effendy Yusuf meminta adanya operasi khusus pembagian air kepada jamaah menjelang keberangkatan ke Muzdalifah atau minimal saat berada di Mina.
Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji bergerak ke Muzdalifah dan esok pagi atau dini hari ke Mina. "Kami mengharapkan operasi khusus pembagian air. Minimal dua botol," kata Slamet Effendy.
Ia meminta agar pemerintah tidak mudah percaya kepada swasta Arab Saudi yang menangani penyelenggaraan haji bagi jamaah Indonesia, dalam masalah pembagian air.
"Kami harapkan pemerintah bersikap 'alert' dan waspada. Kami akan ikut pengawasan operasi air," katanya.
(Stefanus Yugo Hindarto)