JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sempat menunjukkan kekesalan saat melakukan pertemuan dengan 25 orang perwakilan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Garda Metal.
Seusai pertemuan, mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, kebijakan yang diinginkannya adalah memperbaiki kualitas hidup para buruh, bukan dengan menambah item yang ada dalam kebutuhan hidup layak (KHL).
"Soal survei, misal soal air minum, wajar enggak nih orang (buruh) cuma dapat 3 liter atau berapa gitu, soal air mandi 2 kubik. nah, itu mesti kita perjuangkan, wajar," kata dia di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (23/10/2014).

Suami dari Veronica Tan itu juga heran dengan daftar item dalam KHL yang sepertinya dikarang-karang agar memenuhi standar tuntutan dari para buruh.
"Itu saya bilang juga salah, berbicara naikin 30 persen, kualitas survei KHL kita perbaiki. Kalau itu bisa Rp3 juta ya Rp3 juta. Kalau itu memang Rp2,4 juta atau Rp2,5 juta ya itu. Bukan tentuin duitnya dulu baru ini (KHL) diatur-atur, bukan," bebernya.
Seperti diketahui, berbagai kelompok buruh menawarkan ada penambahan item dalam KHL di DKI Jakarta sehingga upah minimum provinsi (UMP) bisa naik minimal sebesar 30 persen. Hanya, yang diinginkan Ahok adalah perbaikan KHL, bukan penambahan item sehingga kenaikan upah seperti yang diinginkan buruh tidak bisa dipenuhi.
(Misbahol Munir)