"Kalau kapal besar tidak masalah. Lha yang industri kecil, malah sering menelantarkan," imbuhnya.
Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor itu menyatakan heran dengan para ABK yang bekerja untuk kapal asing, khususnya kapal penangkap ikan. Pasalnya, sebagian besar ABK justru enggan menjadi nelayan di negeri sendiri.
"Aneh kan. Parahnya lagi, kerja di kapal asing tapi menangkap ikan di Indonesia," tambahnya.
Oryong 501 merupakan kapal penangkap ikan jenis trawler yang tenggelam pada awal Desember 2014. Dari 60 ABK, 35 di antaranya merupakan WNI.
(Risna Nur Rahayu)