
"Waktu itu Jokowi mewakili rasa rindu rakyat yang ingin memiliki mobil 100 persen Indonesia. Namun saat menjabat Presiden yang memiliki kewenangan sangat besar, justru seperti kacang yang lupa pada kulitnya," beber mantan Anggota DPD asal Gorontalo ini.
Kendati demikian, Elnino tetap menghargai langkah Presiden Jokowi dan menghormati Malaysia sebagai saudara serumpun. Kendati demikian, dirinya tetap meminta penjelasan rasional Presiden Jokowi tentang kehadirannya dalam perjanjian bisnis tersebut.
"Kalau penjelasannya tak masuk akal, bukan tidak mungkin akan banyak yang menilai Jokowi hanya membantu kelancaran bisnis seorang tokoh yang pernah menjadi tim suksesnya alias balas jasa," pungkasnya.
(Arief Setyadi )