Belum lagi, melemahnya nilai tukar rupiah makin mencekik kehidupan masyarakat, "Nilai tukar yang dijanjikan akan turun, nyatanya malah naik, yang katanya prorakyat tapi malah menaikkan tarif listrik, BBM dan gas yang membuat hidup rakyat makin susah. Katanya propemberantasan korupsi, tapi membiarkan KPK dilemahkan. Janji kasih traktor yang tidak terealisasi dan masih banyak lagi, satupun tidak ada realisasinya,” ujar Uchok bernada geram.

Lebih jauh, Uchok menyebutkan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu menawarkan Kartu Sakti yang nyatanya tak banyak berefek bagi rakyat. Terlebih, berbagai program itu diadakan lewat penarikan subsidi berbagai sektor krusial, seperti BBM.
"Yang namanya kebijakan itu kan harusnya bijak. Kalau menaikan BBM, listrik, gas itu namanya tidak bijak karena membuat rakyat hidupnya makin susah. Jokowi rasanya tidak tahu kalau dia menaikkan harga BBM, semua harga-harga pun berubah, tidak hanya naik, sementara gaji pegawai tetap sama,” simpulnya.
(Risna Nur Rahayu)