JAKARTA – Muncul anggapan bahwa bocornya data pribadi Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), ada kaitannya dengan upaya tekanan dari Australia soal hukuman mati dua warga negara mereka. Tapi anggapan itu dinilai prematur oleh pengamat intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati.
Sebelumnya, data pribadi Jokowi bersama beberapa kepala negara lain yang menghadiri KTT G20 pada November 2014, bocor dan terungkap di media asing, The Guardian.
Tapi menurut pengamat yang biasa disapa Nuning itu, tidak serta-merta kebocoran data Jokowi itu bisa dikaitkan dengan usaha Australia, untuk bisa menekan Indonesia membatalkan eksekusi gembong Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
“Kita tak boleh gegabah mengaitkan (kebocoran data Jokowi) itu dengan dua terpidana mati narkoba,” tutur Nuning kepada Okezone via pesan singkat.
“Karena yang bocor bukan hanya (data pribadi) Jokowi saja. Tapi tentu akan sah saja bila Menlu (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) minta keterangan Australia terkait ini,” tambahnya.