Soal kaburnya para tentara PRRI, salah satu gembong PRRI, Kolonel Zulkifli Lubis tak bisa menahan kekecewaannya. “Pejuang-pejuang daerah memang tidak bersih. Masih ada ‘akunya’. Ingin harta, ingin kuasa. Lalu keberanian belum terlihat. Banyak yang lari kalau bertemu pasukan dari Jawa,” ungkap Kolonel Zulkifli.
Di sisi lain, mantan Wakil Presiden dan Perdana Menteri (PM) RI yang juga asal Sumatera Barat, Mohammad Hatta dalam suratnya pada Jenderal Gatot Subroto, turut menyesalkan pergerakan PRRI.
“Orang Minangkabau, bisanya sebelum berbuat apa apa, bertanya kepada ninik mamak (nenek-ibu). Tetapi apa yang dilakukan (Petinggi PRRI Letkol) Ahmad Husein dan kawan kawannya?,” tulis Hatta.
“Kata dan nasihat mamak sendiri tidak didengar, tetapi justru mamak Sumitro (Djojohadikusumo Menteri Perhubungan), mamak Syafruddin (Prawiranegara, PM PRRI), mamak Lubis dan mamak (Maluddin) Simbolon yang didengar. Inilah akibatnya,” tandasnya.
Sebagaimana dinukil dari buku “Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia”, Kota Padang total dikuasai dalam waktu kurang dari 24 jam. Sebelumnya, medio Februari 1958, operasi gabungan juga sukses merebut Kota Pekanbaru, wilayah yang membuat AS turun tangan lantaran kaya minyak.
(Randy Wirayudha)