JAKARTA – Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menjadi korban yang diduga dilakukan Koalisi Arab Saudi pada Senin 20 April 2015. Duta Besar Indonesia untuk Yaman, Wajid Fauzi, pun menjelaskan alasan pemindahan Kantor KBRI.
Saat ledakan terjadi di Kantor KBRI, para diplomat sudah meninggalkan Kota Sanaa pada 30 Maret dan menuju Kota Hubaidah serta keluar dari perbatasan Arab Saudi. Pada 6 April sudah berada di Kota Salala yang terletak di perbatasan Yaman.
Ledakan sendiri terjadi pada Senin 20 April 2015. Ledakan itu merupakan penyerangan terhadap sebuah gudang senjata yang jaraknya sekira 1 kilometer dari Kantor KBRI. Dubes Wajid belum tahu siapa yang melakukan serangan itu.
“Namun untuk semua rumah, bangunan, dan manusia dalam radius 5 kilometer terkena dampak. Sekarang bisa dibayangkan KBRI yang kurang dari 1 kilometer dampaknya terasa betul dan kondisinya sangat parah, tidak memungkinkan untuk kita gunakan,” ungkap Dubes Wajid dalam wawancara khusus dengan Okezone, di Kantor Perlindungan WNI dan BHI, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
“Pemindahan kendali operasi KBRI dari Sanaa ke Salala bukan karena dampak serangan itu, tapi karena ketidakpastian keamanan dan politik di Yaman. Ini yang menjadi alasan utama kami memindahkan operasi,” sambungnya.
Dubes Wajid menambahkan, sebanyak 117 warga negara Indonesia (WNI) sudah meninggalkan KBRI di Sanaa.
(Hendra Mujiraharja)