Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengatakan, kehadiran Megawati ke kongres sedianya akan memberikan investasi tersendiri terhadap Partai Demokrat. Pertama, kalau Megawati atau PDIP hadir berarti akan menjadi indikator kalau Partai Demokrat memang merupakan partai penyeimbang.
“Jadi kalau Megawati atau PDIP tidak datang. Itu berarti PDIP atau Megawati melihat Partai Demokrat bukan sebagai partai penyeimbang,” ujarnya saat berbincang dengan Okezone, Selasa (12/5/2015).
Kedua, sambungnya, jika Megawati hadir di kongres juga akan menjadi indikator apakah hubungannya dengan SBY sudah mencair atau tidak. Kalau tak hadir, ini menandakan sikap putri dari Soekarno itu masih belum melunak terhadap suami Ani Yudhoyono itu.
“Jadi dua hal itu yang bisa dibaca dari kehadiran Megawati dan PDIP di Kongres Partai Demokrat,” terangnya.
Arya menambahkan, faktor personal dari sikap Megawati juga turut andil dari hadir atau tidaknya ke Kongres Partai Demokrat. Bahkan, Arya melihat sekira 60 persen kurang harmonisnya hubungan SBY dan Mega ikut menentukan sikap dari partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu.
“Kalau Megawati melunak dia akan hadir. Jadi faktor personal itu sekitar 60 persen akan mempengaruhi kehadiran PDIP,” pungkasnya.
SBY diketahui menginstruksikan Sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono beserta petinggi lainnya untuk menyampaikan undangan langsung ke Megawati. Bahkan, SBY menaruh harapan agar hubungan silaturahmi keduanya bisa kembali hangat. Namun, jelang pembukaan Kongres Partai Demokrat yang sedianya akan dilakukan pada malam ini belum ada tanda-tanda kehadiran Megawati.
Politikus Partai Demokrat, TB Hasanuddin dan Hendrawan Supratikno ketika dikonfirmasi Okezone, mengaku belum mengetahui keputusan Megawati terkait hadir atau tidaknya ke Kongres Partai Demokrat.
“Saya belum dapat info,” ujar TB Hasanuddin.(rif)
(Syukri Rahmatullah)