Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Imigran Rohingya dari Myanmar

Pamela Sarnia , Jurnalis-Jum'at, 15 Mei 2015 |16:31 WIB
Mengenal Imigran Rohingya dari Myanmar
Imigran Rohingya (Foto: AP)
A
A
A

NAYPYIDAW - Ribuan Muslim etnis Rohingya dari Myanmar melarikan diri dari kampung halaman mereka. Kini, perahu para imigran ditolak negara-negara tetangga Myanmar seperti Malaysia dan Thailand. Mereka mengapung telantar di tengah laut. Beberapa lainnya terperangkap di kamp-kamp hutan Thailand. Tak terhitung lagi jumlah orang Rohingya yang tewas karena kelaparan, sakit, atau disiksa.

Mengenal Rohingya

Rohingya adalah kelompok Muslim minoritas di negara mayoritas Buddhis di negara yang juga dikenal dengan nama Burma itu. Kebanyakan dari mereka tinggal di wilayah barat negara bagian Rahkhine yang berdekatan dengan Bangladesh.

Kaum Rohingya tidak diakui oleh pemerintah Myanmar sebagai kelompok etnis resmi. Pemerintah Myanmar juga menolak kependudukan mereka. Kini, jumlah orang Rohingya diperkirakan mencapai 1,3 juta.

Sebagaimanan diberitakan AP, Jumat (15/5/2015), semenjak kemerdekaan Burma di 1948, kaum Rohingya perlahan-lahan terus dikucilkan dan dianiaya. Sejak 2012, setidaknya 280 orang terbunuh dan 140.000 disingkirkan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut mereka sebagai kelompok minoritas yang paling dianiaya dan tidak memiliki status kewarganegaraan.

Harapan Rohingya

Kaum Rohingya ingin mendapat kesetaraan hak di Myanmar. Pemerintah Myanmar menegaskan mereka tidak memenuhi syarat kependudukan sejak negara tersebut menggunakan hukum militer pada 1982. Berdasarkan peraturan tersebut, orang yang memiliki status penduduk penuh adalah anggota kelompok etnis yang telah tinggal permanen di masa modern Myanmar sejak 1823.

Nama Rohingya sendiri dianggap tabu di Myanmar. Di negara itu, mereka disebut sebagai imigran bengal dari Bangladesh. Sementara, orang Rohingnya menganggap diri mereka sebagai kelompok pribumi Burma keturunan pedagang Arab yang tinggal di Asia Selatan sejak abad ke-8.

Muslim Rohingya Terdampar di Laut Aceh

Masalah yang Dihadapi

Di Myanmar, kaum Rohingya sulit mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan. Selain itu, Muslim Rohingya tidak dapat beribadah dengan bebas.

Sejak tiga tahun terakhir, serangan-serangan yang ditujukan ke Rohingnya menyebabkan 280 orang tewas dan 140.000 orang dikucilkan ke kamp-kamp hutan di pinggiran Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine. Di sana mereka hidup menyedihkan dan sulit mendapat kesempatan kerja.

Maka dari itu, mereka berusaha untuk melarikan diri ke luar negeri. Negara tujuan mereka adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim yaitu Malaysia. Mereka pergi ke Malaysia untuk mencari suaka dan pekerjaan. Hampir setiap hari mereka kabur dengan menggunakan perahu kayu kecil dengan total penumpang mencapai 900 orang per hari.

Kebanyakan dari mereka menjual harta benda mereka seperti tanah, ternak, dan emas untuk membayar gembong penyelundup imigran gelap. Bos penyelundup meminta bayaran USD2.000 atau sekira Rp26 juta per orang untuk perjalanan ke Malaysia.

Banyak dari orang Rohingya yang mencoba kabur berakhir di kamp rahasia di Thailand di mana mereka diperas dan dipukuli hingga anggota keluarga mereka datang dengan uang untuk membebaskan mereka.

Sejak Mei 2015, Pemerintah Thailand menemukan sekira 30 mayat dimakamkan di kamp hutan tertinggal yang berbatasan dengan Malaysia. Pemerintah Thailand lantas menindak tegas polisi dan pegawai lokal yang diduga terlibat. Para penyelundup ketakutan dan membiarkan perahu-perahu berisi imigran Rohingya melaut tanpa bahan bakar, makanan, dan air bersih.

Kondisinya Kini

Ribuan etnis Rohingya dan orang Bangladesh diperkirakan telantar di laut dekat pantai Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Sekira 2.000 orang mendarat di pantai ketiga negara tersebut. Namun, Pemerintah Thailand dan Malaysia menolak kedatangan mereka dan melepaskan kembali perahu-perahu mereka ke lautan. Sementara, 6.000 orang lainnya diperkirakan masih telantar di tengah lautan.

(Pamela Sarnia)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement