JAKARTA - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah mengajukan dokumentasi arsip Konferensi Asia-Afrika (KAA) untuk masuk daftar warisan budaya dunia dalam program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Memory of the World (MoW) .
Selain itu, ANRI bekerja sama dengan Arsip Nasional Serbia juga akan mengajukan arsip terkait Gerakan Non-Blok (GNB) pada 2017.
"KAA telah menjadi inspirasi dan motivasi bagi bangsa Asia-Afrika. Jadi, kami coba untuk mengusulkan arsip KAA sebagai Memory of the World. Semangat KAA akan terus dihidupkan agar menjadi bagian dari sejarah bangsa ini dan sejarah internasional," kata Kepala ANRI Dr Mustari Irawan, MPA, dalam pidatonya, di Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Dengan dimasukkannya arsip KAA dalam daftar MoW, Mustari berharap, masyarakat internasional dapat mengenal bangsa Indonesia sebagai bangsa besar yang mampu menjadi pemersatu negara-negara.
Adapun MoW adalah program dari badan PBB UNESCO untuk melestarikan warisan budaya berupa dokumen dan literatur. Program ini dimulai 1992 dan telah melestarikan dokumen dari berbagai negara di dunia.
Guna menyukseskan hal tersebut, ANRI menyelenggarakan Seminar Internasional Arsip Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai MoW di Kantor ANRI, Jalan Ampera Raya Nomor 7 Jakarta Selatan pada Selasa (26/5/2015).
Seminar tersebut dihadiri perwakilan dari berbagai negara, termasuk negara peserta KAA dan GNB seperti Serbia, Mesir, dan Aljazair. Pidato dari mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri terpaksa diundur karena terkendala jadwal, begitu juga dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang berhalangan hadir.
Dalam acara itu ANRI turut melantik anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka sebagai duta arsip Indonesia.
(Pamela Sarnia)