MAKASSAR - Jalan Nusantara di Makassar segera disulap menjadi lokasi wisata kuliner. Padahal, sebelumnya jalan yang berseberangan dengan kawasan Pelabuhan Soekarno-Hatta itu dikenal dengan lokalisasi prostitusi untuk kalangan bawah hingga atas. Apalagi di salah satu sisi jalan ini dipenuhi hotel, tempat karaoke, hingga warung-warung berwujud gubuk.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, yang akrab disapa Danny, menjelaskan, alasan dipilihnya Jalan Nusantara menjadi lokasi wisata kuliner karena di lokasi ini sudah ada branding makanan yang cukup terkenal yakni Coto Nusantara.
Warung Coto Makassar tersebut paling populer di bagian barat Makassar dan kerap menjadi target bagi pemburu kuliner coto bagi mereka yang lalu lalang di sekitar kawasan pelabuhan dan pendatang dari arah Bandar Udara Sultan Hasanuddin yang melintasi jalan tol.
"Lokasi wisata kuliner di Jalan Nusantara ini kami impikan menjadi lokasi welcoming dari arah pelabuhan dan bandara. Bukan hanya coto, tapi juga jenis kuliner khas Makassar lainnya," tutur Danny, Rabu (3/6/2015).
Ia memaparkan, rencana pengalihfungsian Jalan Nusantara telah lama diwacanakan. Dia sudah mendelegasikan Wakil Wali Kota Makassar Syamsul Rizal untuk menanganinya. Namun karena belum ada perkembangan, dirinya kemudian mengambil alih rencana tersebut.
Latar belakang dari pengalihfungsian, kata Danny, merupakan usulan dari pengusaha hiburan. Ketua Asosiasi Usaha Hiburan Makassar, Zulkarnain Ali Naru, bersama sejumlah rekan meminta Jalan Nusantara dirancang menjadi sesuatu yang lebih baik agar image-nya tidak seburuk saat ini.
"Saya sudah upayakan desainnya agar fungsi di Jalan Nusantara itu lebih positif, sopan, tidak temaram atau gelap, dan lebih sehat, serta lebih hijau dan cantik. Dengan harapan Jalan Nusantara ini enak dipandang dan didatangi semua warga tanpa harus ada embel-embel sebagai lokasi prostitusi," imbuhnya.
Namun, kata Danny, meski akan dialihfungsikan, para pekerja di Jalan Nusantara tidak akan kehilangan pekerjaan. Mereka tetap diberdayakan menjadi pekerja-pekerja di tempat atau warung-warung kuliner yang akan didahului pemahaman profesinya agar bisa lebih baik. (ira)
(Muhammad Saifullah )