“Bung Karno juga bawa rombongan Band ABS itu. Mainnya ‘kedombrang-kedombrang’ enggak karuan, asal bapak (Bung Karno) senang. Pemain (band-nya) Tjakrabirawa. Mainnya sampai jam 12 malam. Mereka dikasih minumnya bir, sementara tentara yang lain cuma teh manis,” imbuhnya.
Tapi itu jadi hari-hari terakhir Jenderal Yani dan keluarga tinggal di rumah dinas Menpangad. Pasalnya, keluarga Jenderal Yani, terutama sang istri, Yayu Ruliah merasa tak betah dan pilih pindah ke Jalan Lembang Nomor D58 lagi.
“Cuma sembilan bulan kita tinggal di rumah itu. Ibu sering diganggu makhluk halus di rumah itu. Lebih enak rumah ini (Jalan Lembang Nomor 58), bisa lebih sering ketemu dan lebih akrab juga sama bapak,” lanjut Amelia.
Di rumah Jalan Lembang Nomor 58 ini pula Jenderal Yani lebih sering menerima tamu-tamunya dari luar negeri. Rumah ini juga lebih terbuka buat para sahabat keluarga. Saking terbukanya untuk keluarga dan terutama tamu, kadang anak-anak Amelia Yani sering merasa terganggu.
“Tamu asing banyak yang datangnya ke sini. Tamu keluar-masuk untuk bertamu itu biasa. Kalau lagi ada tamu hari minggu dan kita enggak bisa jalan-jalan, lantas tamunya enggak pergi-pergi, kita sebarin garam di lantai, sampai tamunya risih dan akhirnya pergi. Bapak sih tahu kelakuan kita itu, tapi bapak enggak pernah marah,” tutupnya.
(Randy Wirayudha)