Betapa tidak, manuver Rini Soemarno ke Singapura, dalam rangka menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta membangun pusat bank data, di Singapura disinyalir berpotensi mengancam rahasia negara.
“Dari beberapa penelusuran data, terungkap bahwa jaringan Helliwel di Tiongkok telah mengendalikan saluran dana tersamar untuk operasi rahasia di seluruh Asia Timur setelah perang,” ungkap pengamat geopolitik, Hendrajit, Jumat (19/6/2015).
Di samping itu kata dia, jika diamati sepak terjang Rini di balik manuvernya ke Singapura terkait pembangunan pusat data, patut jadi perhatian khusus dan senantiasa diwaspadai.
“Saya malah jadi ingat ketika badan intelijen Amerika, CIA sering menggunakan sel dinas rahasia dengan berkedok sebagai swasta,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dikabarkan akan mencopot sejumlah pejabat terkait lambatnya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo tersebut bahkan mengancam akan mencopot petugas lapangan hingga level menteri yang gagal memperbaiki kondisi pelabuhan peti kemas.
Untuk diketahui, terkait lambatnya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, terdapat dua kementerian yang membuat kebijakan di pelabuhan. Pertama, PT Pelindo II yang mempunyai lahan di pelabuhan itu berada di bawah Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Rini Soemarno.
Kedua, tentang arus pelayaran dan perizinan pelayaran yang tentunya di bawah kendali Dirjen Perhubungan Laut yang notabene berada dalam lingkup Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dikomandani Ignasius Jonan.
Meski demikian, publik diminta agar tak berspekulasi liar terlalu jauh mengingat Presiden Jokowi pun belum mau mengungkap siapa saja pejabat yang akan dicopotnya itu.
Jokowi baru akan memutuskan hak prerogatifnya tersebut setelah mengecek sendiri siapa yang membuat proses dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok begitu lama. Lambatnya dwelling time itu sendiri telah menyebabkan kerugian hingga Rp780 triliun per tahun.
(Fahmi Firdaus )