Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ramadan Spirit Optimisme

Ramadan Spirit Optimisme
Ilustrasi (Asri Dwiputri/Okezone)
A
A
A

Dalam bukunya, Khilafah Wal Mulk, Al Maududi menjabarkan prestasi Hajjaj sejak membunuh kaum muslim sebanyak 120 ribu orang, mengancam bunuh Abdullah Bin Umar, Mencerca Anas Bin Malik dan Sahl Bin Sa’ad As Sadi, menjuluki Abdullah Bin Mas’ud sebagai imamnya kaum munafik dan mengancam untuk membunuh setiap muslim yang membaca Alquran dengan Qiraat Abdullah Bin Mas’ud serta prestasi terbesarnya adalah menghancurkan kota Makkah dan meruntuhkan kakbah dengan manjanik. Tapi sejahat apapun Hajjaj, tetap masih tersisa kebaikan untuk menerima syariah sebagaimana dijelaskan Syekh Yusuf Qardhawi di atas.

Maududipun juga menyebut kebaikan Hajjaj terutama prestasi baiknya dalam membuka jalan Islam di Sind serta kreatifitasnya dalam cara membaca Quran yang dinikmati kaum muslim sampai saat ini. Jelas, di tengah kelamnya sejarah Islam di masa Hajjaj kita masih menemukan sedikit hikmah baik kehidupannya. Serusak apapun umat Muhammad pastilah tetap ada secercah kebaikan. Serusak apapun sebuah masyarakat, pasti tetap ada figur-figur baik.

Jangankan umat Muhammad, umat sebelum Muhammad pun tetap memiliki figur dan kelompok yang baik. Lihatlah sistem di zaman Fir’aun yang rusak akidah, moral dan politik tetap ditemukan orang-orang baik. Nabiyullah Musa A.S adalah figur yang dibesarkan dalam istana Fir’aun tapi tetaplah asuhan dalam lingkungan itu tak mengubah kepribadiannya untuk menjadi Nabi. Fir’aun berkata dalam Quran “Bukankah Kami telah mengasuhmu diantara keluarga kami waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.” (Asy Syu’araa’ ayat 18). Menurut sebuah riwayat, Musa tinggal bersama Fir’aun selama 18 tahun.

Tapi Musa tak terpengaruh sistem itu. Musa tetap figur maksum tanpa celah maksiat tauhid dan akhlak. Begitupun juga Istri Firaun yang diabadikan dalam Quran, Asiah yang namanya bersama Maryam tercantum dalam beberapa kitab maulid merupakan figur yang bersih ditengah sistem yang hancur. Surat At Tahrim menceritakan doanya tentang istana di surga dan doa permohonan keselamatan dari Fir’aun dan kaumnya yang zalim. Meski hidup dalam istana, sistem monarki absolut tirani yang otoriter, Asiah masih memiliki keimanan kukuh luar biasa. Hal yang sama juga dialami Masyitah, tukang rias istri Fir’aun yang bau harumnya tercium oleh Rasul saat Mi’raj.

Tiga figur diatas (Musa, Asiah, Masyitah) masih dilengkapi lagi figur keempat yang disebut dalam Quran Surat Al Mu’min ayat 28 “Dan seorang lelaki beriman diantara pengikut Fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata “Apakah kamu akan membunuh seorang lelaki karena dia menyatakan Tuhanku ialah Allah”. Ternyata, lagi-lagi sistem yang rusak masih memiliki orang baik di dalamnya. Laki-laki tersebut bukti bahwa tetap ada cahaya keimanan di tengah gelapnya malam kekufuran.

Di luar keempat figur itu ternyata sistem otoriter politheis ala Fir’aun masih memiliki sekelompok orang yang masih memiliki adab. Mereka adalah para tukang sihirnya Fir’aun. Ulama-ulama Ahlu Sunnah menjelaskan bahwa para tukang sihir ini beriman kepada nabi Musa dan Harun sesaat setelah kalah dalam pertandingan melawan Musa bukanlah karena mereka kalah tanding. Mereka beriman kepada Nabi Musa dan Harun karena masih terdapatnya adab dalam diri mereka.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement