Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, “Santaplah sahur kalian, karena sesungguhnya dalam sahur ada keberkahan.” (Muttafaqun ‘alaih). Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW menekankan pentingnya sahur, “Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air. Sesungguhnya Allah Ta’ala dan para malaikat-Nya bersalawat atas orang-orang yang sahur.” (HR Ahmad).
Menurut Ibnu Daqiq, berkah dalam hadits ini meliputi berkah akhirat nanti berupa al-ajr (balasan) karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Sekaligus berkah dunia seperti taqwiyah al-badn ‘ala ash-shaum (kuat badan ketika berpuasa), dan dipermudah dalam ibadah lainnya selama Ramadan. Itulah sahur, sunnah Rasulullah SAW. Dimaksudkan untuk kemashlahatan dan kemudahan pengikutnya.
Kemudian Rasulullah SAW menyebut sahur sebagai berkah dari Allah SWT. Bagaimana tidak sahur menjadi berkah? Ketika seseorang makan sahur sekedarnya, hanya dengan sebutir kurma atau segelas air, Allah mudahkan ia untuk puasa seharian. Berkah adalah ketika yang sedikit namun Allah tambah nilainya. Badan jadi kuat, lebih semangat untuk beraktivitas, dan hati terasa lapang jauh dari kemarahan.
Sunnah lain dari sahur adalah menyantap hidangan sahur secara bersama-sama (jama'ah) sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Dari Anas bin Malik bahwa Zaid bin Tsabit bercerita kepadanya, bahwa mereka (para sahabat) pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian mereka melaksanakan salat. Aku bertanya, “berapa jarak antara sahur dan Salat Subuh?” Dia menjawab, “antara lima puluh sampai enam puluh ayat.” (HR. Bukhari).