Istimewanya sahur menjadi pembeda umat Islam dan umat terdahulu. Dengan tegas Rasulullah SAW menyatakan, “Yang membedakan antara puasa kami (orang-orang muslim) dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya, waktu sahur hanya ada di penghujung malam, tidak dianggap sahur selain di waktu itu. Dan malam adalah pakaian bagi manusia (QS.78:10). Allah SWT menjadikan malam agar manusia berganti aktivitasnya. Malam menjadi waktu untuk istirahat, sekaligus untuk mendekatkan diri dan bermunajat kepada Allah.
Gemar bangun di penghujung malam, di waktu sahur, merupakan karakter orang yang paling bertaqwa (QS.51:18). Bukankah taqwa telah menjadi terminal akhir dari ibadah-ibadah Muslim, seperti ibadah puasa (QS.2:183), sedekah, dan infaq (QS.3:133-134)?
Banyak rangkaian ibadah yang bisa dilakukan ketika bangun di tengah malam hingga sahur. Mulai qiyamul lail, menambah tilawah, dan tadarrus qur’an, memperbanyak dzikir, istighfar dan doa, menyiapkan hidangan sahur dan diakhiri dengan Salat Subuh berjamaah di masjid.
Bahkan bila luang dilanjutkan dengan dzikir hingga terbit matahari dan kemudian salat sunnah. Semoga Kita menjadi orang yang bertaqwa lewat sahur Kita dan rangkaian ibadah yang menggiringiya. Wallahu A’lam bish-shawab. (Oleh: Adi Setiawan, Lc)
(Risna Nur Rahayu)