“Kami belum menemukan sketsa wajah Sultan Ageng Tirtayasa. Bahkan sultan-sultan lain juga belum ditemukan. Akan tetapi, kami sedang menunggu dokumen yang baru akan dikirimkan pada Agustus mendatang. Mudah-mudahan sketsanya ada,” katanya.
Menurut dia, jika arsip sejarah tersebut sudah bisa diterjemahkan dan jika dianggap penting untuk dibaca oleh masyarakat, bisa juga disimpan di perpustakaan daerah untuk mengisi Banten Corner.
"Nanti kan dipilih mana saja untuk museum, jika dianggap tidak layak untuk museum bisa disimpan di Perpustakaan Daerah," kata Ali.
Ketua Tim Peneliti dari Bantenologi Mufti Ali mengatakan, dokumen yang diambil dengan cara direpro ini hampir semuanya tidak ada di Banten maupun nasional. “Ini menjadi referensi baru untuk mengetahui sejarah kesultanan Banten," kata Mufti Ali didampingi Helmi Fauzi.
"Selama 11 hari di Belanda dan Prancis sejak 30 Mei lalu, kami benar-benar manfaatkan waktu se-efektif mungkin untuk bisa mencari dan mengambil dokumen-dokumen sejarah ini," katanya.