TIMIKA – Peristiwa penembakan warga di Timika Papua oleh aparat keamanan beberapa waktu lalu, memunculkan pertanyaan serius apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu menuntaskan persoalan pelanggaran Ham di bumi Cenderawasih itu.
Pasalnya, Presiden Jokowi sudah beberapa kali datang ke Papua, namun kehadirannya hanya untuk meresmikan sejumlah proyek dan lain-lain.
"Kami belum pernah mendengar bahwa Presiden Jokowi memiliki komitmen yang kuat dan diikuti dengan kebijakan nyata untuk menyelesaikan seluruh akar masalah Papua,” kata Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, Minggu (30/8/2015).
Padahal, penutasan kasus pelanggaran HAM merupakan salah satu harapan yang selama ini dinantikan oleh warga. “Justru hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Papua agar tidak terjadi lagi kasus demi kasus pertumpahan darah warga sipil di Papua," katanya.
Natalis menambahkan, kasus penembakkan warga Suku Kamoro di Timika pada Jumat 28 Agustus 2015 lalu merupakan ujian bagi Kapolda Papua Brigjen Polisi Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI, Hinsa Siburian. Pihaknya, kata dia, sangat berharap kepada dua pimpinan tersebut untuk menyelesaikan kasus yang menewaskan Yulianus Okoare (18) dan Emanuel Mairimau.
"Sebetulnya kami sangat mengharapkan kedua pimpinan TNI dan Polri yang baru ini bisa melakukan pendekatan yang lebih baik kepada warga Papua. Apalagi Paulus Waterpauw merupakan anak asli Papua, dan Hinsa Siburian sangat lama bertugas di Papua. Tapi mereka baru bertugas, sudah terjadi kasus seperti ini," ujar Natalius.
Sebelumnya, Pada Sabtu 29 Agustus 2015, Hinsa Siburian bersama Paulus Waterpauw berkunjung ke Timika untuk melayat jenazah korban penembakkan yang disemayamkan di Gereja Katolik Koperapoka Timikaserta mengunjungi dua warga yang urut menjadi korban penembakkan sehingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.
Adapun jenazah almarhum Yulianus Okoare dan Emanuel Mairimau rencananya akan dimakamkan pada Minggu siang. Pemakaman kedua korban penembakkan itu didahului dengan ibadah Misa Arwah bertempat di Gereja Katolik Koperapoka Timika yang akan dipimpin langsung oleh Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr.
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden yang terjadi pada Jumat, 28 Agustus 2015 dini hari itu berawal dari anggota TNI yang mengendarai sepeda motor melintasi kawasan Koperapoka yang dipalang karena adanya syukuran.
Masyarakat sempat menegur tentara tersebut, namun keduanya justru memarahi warga hingga terjadi keributan yang menyebabkan salah satu anggota TNI menelefon rekannya.
Tak lama kemudian, datang rekannya dan melakukan penembakan hingga menyebabkan dua orang meninggal serta empat lain mengalami luka-luka. Korban yang meninggal adalah Yulianus Okoarek (18) dan Imanuel Marimau (23).
Korban yang mengalami luka tembak adalah Marinus Apokapo (24), Moses Imipu (23), Thomas Apoka (16), dan Moses Umapi. (fal)
(Syukri Rahmatullah)