Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

China Adakan Parade Rayakan Kemenangan atas Jepang

Emirald Julio , Jurnalis-Kamis, 03 September 2015 |11:18 WIB
China Adakan Parade Rayakan Kemenangan atas Jepang
Presiden China Xi Jinping. (Foto: Reuters)
A
A
A

BEIJING – China mengadakan parade militer besar-besaran di Beijing untuk menandakan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Lebih dari 12.000 anggota militer mulai berjalan melewati komandan tertinggi mereka, Presiden Xi Jinping, di Alun-alun Tiananmen dengan tujuan menunjukkan kapabilitas militer kepada dunia.

Presiden Xi Jinping membuka parade tersebut dengan memberikan pidato penghormatan. “Kepada rakyat China yang pantang mundur dan berhasil mengalahkan agresi militer Jepang,” kata Jinping, seperti diberitakan BBC, Kamis (3/9/2015).

Pihak dari partai komunis telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan parade ini, dan dengan tujuan merayakan 70 tahun kemerdekaan mereka. Tapi bagi pihak luar, parade ini terlihat seperti China ingin menunjukkan bahwa mereka dapat menyaingi dominasi militer Amerika Serikat (AS) di perairan Asia.

Parade ini bisa dikatakan dilakukan pada masa kritis Presiden Xi Jinping. Sebab, adanya krisis domestik China, seperti jatuhnya pasar saham di sana, devaluasi mata uang, sehingga memunculkan spekulasi perkembangan ekonomi di China mulai melambat. Tidak luput juga kasus-kasus insiden pabrik kima yang meledak, dan yang terparah ledakan di gudang Pelabuhan Tianjing.

Presiden Xi Jinping pada pidatonya juga menyampaikan bahwa dia akan mengurangi personel militer menjadi 300.000 orang walaupun belum ditentukan kapan pastinya. Namun, China akan meningkatkan angkatan laut dan udaranya, sehingga tidak dibutuhkan banyak personel di daratan dengan tujuan memperlihatkan kapabilitas militernya kepada dunia.

Mengingat kembali Jepang melancarkan invasi besar-besaran ke China pada 1937, dan menurut pihak Beijing pertempuran antara China dengan Jepang menghabiskan waktu delapan tahun, dan 14 juta nyawa di China menjadi korban karena perang tersebut.

China menyatakan bahwa mereka sering menjadi “sekutu yang terlupakan” terhadap perannya dalam membantu mengalahkan Jepang.

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Korea Selatan Park Geun–hye, dan Sekjen PBB Ban Ki-moon termasuk orang-orang penting yang menghadiri parade tersebut. Namun banyak pimpinan negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia dan Jepang tidak menghadiri acara itu.

(Hendra Mujiraharja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement