Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tapa Bisu Kraton Yogyakarta di Malam 1 Suro

Markus Yuwono , Jurnalis-Kamis, 15 Oktober 2015 |02:40 WIB
Tapa Bisu Kraton Yogyakarta di Malam 1 Suro
Ilustrasi
A
A
A

KRT Gondo Hadiningrat mengatakan tradisi mubeng beteng sibol bakti abdi dalem dengan cara ronda mubeng Benteng, mengamankan. Acara ini bukan acara kraton, tetapi simbol bakti abdi Dalem dan masyarakat. Sampai saat ini tetap hajatan masyarakat. Keraton yang memfasilitasi.

Selama tirakat atau lelaku mengelilingi benteng, masyarakat dilarang berbicara, makan, minum, ataupun merokok. Perjalana sejauh kuranglebih 4 km dilakukan dengan hening. "Tradisi Mubeng Benteng ini sudah ada sejak Sri Sultan HB II," paparnya.

Dalam tradisi ini dimaknai sebagai sarana instropeksi diri, perenungan diri dengan tirakat atau lelaku, baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama. "Sekaligus berdoa untuk Yogyakarta maupun Indonesia kedepan yang lebih baik,"ucapnya. Selain warga DIY, masyarakat luar kota seperi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Tidak hanya warga Yogyakarta, tetapi berbagai kota lainnya," terangnya.

Sementara, Ahmad, seorang warga Blora, mengaku mengikuti tradisi ini untuk ikut prihatin dan instropeksi diri. "Sengaja datang untuk ikut," katanya seusai mengikuti tradisi.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Lihat Semua
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Banner
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement