SOLO- Malam pergantian tahun Masehi selalu diisi dengan hingar-bingar keramaian dan pesta, namun berbeda dengan tahun baru Islam (Hijriah) yang jatuh setiap tanggal 1 Muharam selalu diisi dengan doa dan pengajian.
Masyarakat Jawa menyebut 1 Muharam sebagai bulan Suro, yakni bulan pertama dalam penanggalan Jawa. Sebagaian juga menganggap sebagai bulan tirakat.
Bagi masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi nenek moyang mereka akan menggelar ritual dengan cara semedi atau menepi di berbagai lokasi seperti gunung dan juga laut.
Sebagian penganut aliran kepercayaan Kejawen yang masih banyak dijumpai di pedesaan. Mereka menyambut datangnya tahun baru Jawa dengan tirakatan atau selamatan bubur Sura. Masyarakat berkeyakinan harus terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling artinya manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.