MEDAN – Seorang oknum guru di salah satu sekolah negeri berinisial PS diduga melakukan pencabulan terhadap seorang siswi MTsN Patumbak, sebut saja Melati (13) warga Jalan Pertahanan Patumbak, Dusun III, Kampung Karo, Desa Sigara-gara, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Melati didampingi orang tuanya, IS dan RI menceritakan hal tersebut kepada wartawan, Minggu, 18 Oktober.
Menurut orangtua korban, kejadian itu terjadi pada hari Senin, 12 Oktober lalu. Saat itu, PS mengajak Melati untuk pulang bersama dari sekolah. Memang, sekolah guru dan siswi ini tidak sama, namun gedungnya berdampingan.
Saat itu, PS mengajak Melati itu ke salah satu vila miliknya di Perumahan Villa Permata, berada di Jalan Pertahanan Patumbak, Dusun ll, Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak.
Setibanya di rumah kosong itu, PS langsung mengajak Melati ke dalam kamar, dan langsung mengunci pintu kamar. Beruntung, saat PS membawa melati masuk ke rumah, tiga satpam perumahan itu melihat dan menaruh curiga.
Satpam yang enggan menyebutkan namanya itu kemudian mendatangi rumah PS dan kemudian mengintip lewat jendela. Sayangnya dia tidak melihat apa-apa. Satpam itupun mengetuk pintu rumah. PS selanjutnya membuka pintu namun mengunci pintu kamar.
Satpam itu kemudian pura-pura meminta uang iuran sambil mengamati seisi rumah dan menanyakan kenapa res sleting celana PS terbuka. Saat itu PS beralasan sedang kepanasan.
Usai security itu pergi, PS langsung memulangkan Melati karena takut aksinya terbongkar oleh Satpam.
“Aku diajak ke rumahnya, pas di kamar dia buka celananya, tapi langsung ada yang ngetuk pintu,” sebut Melati.
“Jangan ribut kau,” ancam PS seperti ditirukan Melati.
Tiga satpam perumahan yang diketahui berinisial S, S dan Er mengaku siap menjadi saksi jika keluarga Melati melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian.
“Kita sudah curiga Bang, makanya kita selidiki. Soalnya kita melihat dia bawa anak itu ke rumahnya. Kalau keluarga korban melaporkan ini kepolisi, kita siap jadi saksi,” sebut S.
Sementara PS yang dikonfirmasi mengaku tidak melakukan hal tersebut.
“Saya sudah lama kenal dengan keluarga Melati, sejak dia masih kecil. Dia sudah saya anggap anak saya sendiri,” kilahnya.
Lebih lanjut PS mengaku tidak ada bermaksud melecehkan Melati. Semua itu hanya rekayasa orang tua Melati saja, karena orang tua Melati mau memeras dirinya, dengan meminta uang sebesar Rp50 juta.
“Ini sudah mencemarkan nama baik saya, dan sekolah saya. Beritakan saja kalau mau bertanggungjawab,” lanjut PS.
(Retno Wulandari)