BANDA ACEH – Sebanyak 1.357 personil polisi dan TNI dilibatkan dalam pengamanan Kabupaten Aceh Singkil pasca-kerusuhan yang menghanguskan se-unit rumah ibadah dan menewaskan seorang warga.
Aparat terdiri dari 792 polisi dan 565 prajurit TNI disebar ke belbagai lokasi, termasuk rumah-rumah ibadah. Mereka juga ikut mengamankan aksi penertiban rumah ibadah ilegal yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja sejak dua hari terakhir.
Kapolda Aceh Irjen Husein Hamidi mengatakan, meski kondisi Aceh Singkil sudah kondusif sekarang, tapi pengamanan masih tetap dilakukan untuk mencegah hal yang tak diinginkan. Belum ada batasan waktu sampai kapan pengamanan ini dilakukan.
“Pokoknya pengamanannya sampai tuntas,” kata Kapolda kepada wartawan, belum lama ini.
Polisi hingga kini masih menyelidiki terkait kerusuhan massa yang terjadi 13 Oktober lalu. Sejumlah barang bukti termasuk senjata ilegal sudah disita petugas dari tersangka.
Sejauh ini polisi sudah menahan tiga orang tersangka perusakan dan pembakaran gereja, serta seorang pelaku penembakan. Sementara tujuh tersangka lainnya masih buron.
“Belum ada tersangka baru,” ujarnya.
Sebelumnya polisi juga sudah menetapkan dua tersangka penyebar pesan singkat provokatif, namun kedua remaja itu tidak ditahan. Polisi masih mencari saksi tambahan untuk mengungkapkan asal pesan berantai provokatif tersebut.
Sementara terkait adanya selebaran diduga berisi informasi provoktif yang beredar di masyarakat saat ini, Kapolda berjanji siap mempelajari kasus ini.
“Itu juga akan kita tangani nanti,” sebutnya.
Bupati Aceh Singkil, Safriadi Manik mengatakan, kondisi keamanan di daerahnya kini sudah kondusif. Sebanyak 7.000 lebih warga yang mengungsi ke Sumatera Utara pasca-kerusuhan sudah kembali ke desanya masing-masing.
“Semuanya sudah kembali,” sebutnya.
Menurutnya pemerintah sekarang sedang menertibkan 10 rumah ibadah yang dibangun tanpa izin di Aceh Singkil. Penertiban itu berdasarkan kesepakatan bersama para pihak termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama.
Safriadi mengatakan umat Nasrani yang rumah ibadahnya dibongkar akan diarahkan ke Gereja terdekat untuk melaksanakan ibadahnya.
“Jadi akan kita satukan nanti,” katanya.
Bupati meminta semua masyarakat agar tidak lagi mendirikan rumah ibadah sembarangan, tanpa melalui proses izin dari pemerintah.
“Ini demi terciptanya kedamaian diantara kita semua,” katanya.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))