BANDUNG - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Budi Santoso mengeluhkan rencana pembelian helikopter VVIP yang akan digunakan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ia menyebut, sebagai kepala negara, seharusnya Jokowi membantu memasaran produk buatan dalam negeri dengan menggunakan teknologi buatan Indonesia.
"Kalau Presiden tidak memakai produk PT DI, gimana kita promosi ke negara lain. Kita mampu (bikin pesawat dan heli VVIP) karena punya pengalaman bikinin pesawat atau angkutan untuk kepala negara lain," ujar Budi kepada awak media di kantornya, Rabu (25/11/2015).
Sementara itu, PT DI merekomendasikan helikopter antipeluru tipe EC-725 Cougar untuk digunakan sebagai kendaraan Presiden dan Wakil Presiden RI. Mereka mengklaim, teknologi tersebut lebih unggul dibanding heli sejenis buatan Italia.
"Helikopter Airbus EC-725 sangat direkomendasikan bagi Presiden dan Wakil Presiden. Ini lebih unggul dibandingkan buatan Italia," sambung Direktur Produksi PT DI, Arie Wibowo.
Sembari memamerkan heli tersebut, ia memaparkan bahwa 20 persen bagiannya merupakan karya lokal. Bahkan, dibagian samping dan bawah heli telah dipasang antipeluru. Meski demikian, khusus untuk kaca, belum terpasang mode antipeluru.
"Kaca memang tidak antipeluru. Karena helikopter cenderung ditembak dari bagian bawah, maka yang antipeluru bagian bawahnya, termasuk bagian samping dan tangki bahan," pungkasnya.
(Susi Fatimah)