TAIPEI – 21 juta pemilih memutuskan Tsai Ing wen, calon presiden (capres) dari Democratic Progressive Party (DPP) menjadi presiden perempuan pertama di Taiwan.
Dengan terpilihnya Tsai membuktikan bahwa para warga Taiwan sudah jengah dengan partai-partai yang selama ini selalu ‘bersahabat’ dengan China. Karena Partai DPP sendiri sangat mendukung kemerdekaan dari Taiwan.
Selain Capres dari DPP memenangkan pemilihan umum , para calon legislatif (Caleg) dari DPP juga mendapatkan kursi mayoritas dan makin membuktikan kuatnya keinginan dari warga Tairan untuk ‘merdeka; dari pengaruh China.
Tsai Ing-wen dikabarkan berhasil memenangkan 56 persen dari jumlah suara total dan sukses mengalahkan Eric Chu dari Partai Kuomintang dan James Soong dari People First Party.
Kemenangan dari Tsai ini juga mencatatkan rekor sejarah selisih terbesar dalam pemilu di Taiwan.
“Kemenangan demokrasi sudah menjadi milik kita bersama, jalan menuju perubahan akan panjang dan sulit. Namun, warga Taiwan tidak akan pernah menyerah,” kata Tsai kepada para pendukungnya di markas DPP di Taipei, sebagaimana dilansir dari Shanghaiist, Minggu (17/1/2016).
Media di Taiwan juga melaporkan bahwa DPP telah memenangkan 69 kursi di legislatif dari total 113 kursi, dan menjadikan partai mayoritas di dewan perwakilan Taiwan.
Pelantikan presiden baru di Taiwan akan diadakan pada 20 Mei 2016, Tsai Ing wen mendorong presiden Taiwan saat ini Ma Ying jeou untuk membentuk kabinet sementara untuk memudahkan transisi kepemimpinan.
(Emirald Julio)