BENGKULU - Kereta api tak sekadar alat transportasi dari satu kota ke kota lain. Masyarakat di Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu menyulap kereta api jadi Molek atau motor lori ekspres. Kendaraan itu sejenis kereta api kecil yang digunakan sebagai kendaraan alternatif.
Kereta mini peninggalan zaman penjajahan itu dimodifikasi sedemikian rupa untuk dijadikan sarana transportasi darat menuju pusat Desa Lebong Tandai. Secara umum, molek mampu menampung 11 hingga 12 orang penumpang.
Molek dilengkapi mesin diesel yang didesain sedemikian rupa untuk memutar roda lori yang dihubungkan dengan rantai berukuran besar. Kendaraan itu dapat melintasi rel peninggalan zaman penjajahan kolonial.
Tokoh pemuda setempat, Asmadi mengatakan, lori tersebut terakhir beroprasi sekira tahun 1947-an. Rel lori digunakan untuk mengangkat emas dari Desa Air Tenang hingga Desa Lebong Tandai pada masa itu.
‘’Rel itu di bangun Belada tahun 1904-an, dalam pembangunan tersebut melibatkan warga asli Lebong Tandai. Dengan sistem kerja paksa,’’ kata Asmadi, Minggu (31/1/2016).