Menurut Risono, jangan sampai esensi manfaat jembatan untuk rakyat Tayan dan Kalimantan Barat harus dikorbankan hanya karena masalah seremonial semata. Sampai kapan rakyat disini harus menunggu, sementara untuk satu kali penyeberangan Sungai Kapuas harus membayar dengan harga yang cukup mahal.
"Untuk satu kali penyeberangan Sungai Kapuas untuk motor rakyat harus membayar Rp15 ribu pakai perahu klotok, sedangkan untuk mobil Avanza Rp75 ribu. Sedangkan mobil besar bukan truk Rp130 ribu untuk sekali penyeberangan pakai Kapal Ferry ASDP," katanya.
Risono menambahkan, ketidaksabaran warga untuk memanfaatkan fasilitas infrastruktur tersebut sudah sering terlihat. Mulai dari pagar penghalang yang sering dibuka paksa oleh para pemotor. Bahkan, beberapa minggu lalu di Januari sempat mendengar pagar tersebut sempat ditabrak mobil saat malam hari sampai pagarnya jebol.
"Kalau saran saya untuk solusinya, kalau memang Presiden Jokowi jadwalnya padat, maka cukup perintahkan saja agar Jembatan Kapuas Tayan bisa segera difungsikan untuk umum. Nanti kalau Presiden punya waktu baru seremoninya dilakukan kemudian hari, saya yakin tidak akan mengurangi makna acara peresmian tersebut," ujarnya.
Sekedar diketahui, Jembatan Kapuas Tayan memiliki panjang 280 meter dan 1.140 meter dengan lebar 11,5 meter tersebut dilengkapi jalan akses sepanjang 3,7 kilometer. Jembatan tersebut diklaim bisa menghubungkan seluruh provinsi di Kalimantan Barat.
(Arief Setyadi )