Mengenal Lebih Dekat Kawasan Prostitusi Kalijodo
JAKARTA - Dikenal sebagai salah satu kawasan prostitusi tertua di Jakarta, Kalijodo memiliki luas kawasan 1,4 hektare, termasuk warga di dalamnya yang terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan 9 Rukun Tetangga (RT).
Sebagai kawasan prostitusi, terdapat sekitar 60 buah Kafe yang tersebar di beberapa RT, yakni RT 1, RT 3, RT 4, RT 5, dan RT 6 yang dinilai sebagai tempat jual beli "lendir". Dan terdapat sekitar 302 orang Pekerja Seks Komersial (PSK) yang juga tersebar di kawasan tersebut.
Sekretaris Lurah Pejagalan, Ichsan mengatakan, di sana juga terdapat 1530 Kepala Keluarga (KK) dengan total bangunan sekitar 188 buah, belum termasuk di dalamnya cafe protistusi, salon dan warung makanan.
Namun hingga saat ini, tidak ada yang dapat menunjukan sertifikat kepemilikan, yang berada di atas tanah milik negara tersebut.
Tertutupnya Kalijodo terhadap pemerintah, membuat anggapan kalau pemerintah seperti tidak memperhatikan warga Kalijodo. Padahal menurut Ichsan, pemerintah sudah berusaha mencoba untuk mendekati warga.
Pemerintah yang mencoba untuk mendata kerap dilarang oleh warga Kalijodo. Pelarangan tersebut juga sudah dilakukan sejak lama.
"Pokoknya banyak premannya. Untuk memperbaiki infrastruktur air saja diusir. Saya rasa bukan bentuk penolakan, tapi takut terjadinya benturan," ungkap Ichsan.
Karena pelarangan tersebut, program-program yang dilakukan oleh dinas terkait akhirnya tidak dapat dilaksanakan. "Program tidak bisa dilakukan di sana. Jadi dari Dinas Sosial, agar dibina tidak pernah bisa masuk. Akan tetapi, sudah ada ancaman dengan omongan ngotot," pungkas Ichsan.
Menurut data yang dimiliki kelurahan Pejagalan, para PSK yang berada di Kalijodo datang dari berbagai daerah, mulai dari Cianjur, Jawa, Indramayu, hingga Padang. Dan terdapat 132 PSK yang terjangkit HIV Aids.
(Khafid Mardiyansyah)
