Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tiga Wilayah di Indonesia yang Mengenal Tradisi Mumi

Rizka Diputra , Jurnalis-Selasa, 22 Maret 2016 |12:19 WIB
Tiga Wilayah di Indonesia yang Mengenal Tradisi Mumi
Mumi Suku Toraja di Sulawesi Selatan (foto: torajaparadise.com)
A
A
A

Mesir kuno telah lama dikenal sebagai peradaban yang memiliki tradisi membuat mumi. Seperti diketahui, mumi adalah suatu tindakan pengawetan mayat dengan cara meletakkan jasad manusia tersebut di tempat yang sangat kering ataupun sangat dingin tanpa oksigen. Pengawetan mayat ini juga dapat menggunakan bahan-bahan kimia tertentu.

Pada zaman Mesir kuno, jasad yang diawetkan biasanya raja atau ratu yang pernah berkuasa. Tujuan pengawetan jasad itu yakni supaya di masa mendatang jasa-jasa mereka dapat terus dikenang oleh generasi berikutnya. Piramida adalah bangunan yang berfungsi menyimpan mumi-mumi tadi.

Namun, selain di Mesir, tradisi mumi atau pengawetan jenazah juga ternyata dikenal di Indonesia. Ada beberapa suku di Indonesia yang mengawetkan mayat leluhur mereka lantaran dianggap membawa keberuntungan. Lantas, siapa saja mereka? Berikut ulasaan lengkapnya.

Mumi Suku Toraja (Sulawesi Selatan)

Tradisi mumi atau pengawetan jenazah telah dikenal lama oleh Suku Toraja di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Toraja Utara. Dilansir dari laman boombasatis.com, mereka mengawetkan jasad tersebut dengan memberi ramuan khusus yang membuat jasad itu tidak akan membusuk. Setelah jenazah itu mengering kemudian disimpan di sebuah liang yang berada di perbukitan batu.

Suku Toraja mengenal sebuah upacara bernama Ma’nene. Yaitu ritual membersihkan leluhur yang telah berusia puluhan hingga ratusan tahun. Baju si mumi biasanya akan diganti dengan yang baru lalu diarak keliling desa.

Yang lebih ekstrim lagi, mayat-mayat itu kadang kala ada yang bisa berjalan sendiri. Keunikan inilah yang lantas mengundang banyak wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menyaksikan 'mayat hidup' dari Tana Toraja itu.

Mumi Kaki More (Nusa Tenggara Timur)

Di Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di Kampung Wolondopo dapat dijumpai bangunan yang berisi satu mumi yang awet secara alami (natural). Mumi bernama Kaki More tersebut juga tidak dibalsem, sebagaimana proses mumi pada umumnya.

Mumi Kaki More ini hanya dimasukkan ke dalam sebuah peti dan secara ajaib mengering dengan sendirinya. Untuk diketahui, Kaki More merupakan keturunan keluarga pemimpin adat (Mosalaki). Sebelum ajal menjemputnya, ia berpesan agar jasadnya tidak dikuburkan. Kaki More posisinya terbaring miring dengan seluruh tubuhnya terbalut kain bermotif batik.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement