MEDAN - General Manager (GM) Hotel Asean International Medan, Guillaumf Massiera, dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Medan oleh Forum Umat Islam (FUI) dan Tim Pengacara Muslim (TMP), Rabu (23/3/2016).
Ia dilaporkan karena diduga melakukan penistaan agama, lantaran melarang lima orang karyawannya melakukan salat. Kelima orang karyawan tersebut, yaitu Ardhi Ashadi, Hernanda Bayu, Syafii, M Nuur dan Risnandar.
Dalam laporannya, FUI dan TMP yang mewakili kelima karyawan, mengaku dilarang salat saat kelima karyawan itu tengah melakukan aksi unjuk rasa bersama puluhan karyawan lainnya di depan hotel tempat mereka bekerja, 24 Februari 2016.
Saat berunjuk rasa dan memasuki waktu salat, kelimanya hendak melaksanakan salat di musala hotel yang berada di bagian basement hotel. Namun, kelima orang karyawan itu mengaku dilarang oleh Guillaumf Massiera.
"Kejadian itu berlangsung saat hari kedua demonstrasi. Mereka mau salat tapi dilarang. Kala itu mereka demonstrasi karena menolak dipecat," ujar Mahmud Irsyad Lubis, Ketua TPM Kota Medan.
Sementara, Humas Hotel Asean International, Azan Sinaga, membantah adanya tudingan pelarangan salat itu. Ia justru mengaku peristiwa pengusiran itu terjadi saat kelima orang tersebut telah selesai salat, karena sang manager menduga mereka melakukan aksi unjuk rasa di areal dalam hotel.
Azan menjelaskan, pengusiran itu terjadi saat mereka keluar dari musala menuju depan hotel. Saat itu, terlapor tengah melakukan pengecekan dan berkeliling areal hotel, melihat kelimanya berjalan di basement, terlapor lalu bertanya kepada seorang petugas keamanan bernama Ambang, kenapa karyawan tersebut berdemo di basement.
"GM kita mengatakan “no here", kepada petugas keamanan kita. Karena dia menduga kelima orang itu melakukan unjuk rasa di basement hotel. Kami juga enggak tahu bagaimana ceritanya, begitu sampai di atas dan bergabung dengan pengunjuk rasa lain, mereka malah mengatakan dilarang salat. Padahal kawan-kawan mereka tetap salat di musala itu sampai sore. Jadi tidak benar ada pelarangan salat. Sampai kapan pun tidak akan pernah ada yang seperti itu," ujar dia.
(Fransiskus Dasa Saputra)