Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sekolah Usir 100 Balita karena Dianggap Terlalu Jahat

Silviana Dharma , Jurnalis-Kamis, 31 Maret 2016 |13:04 WIB
Sekolah Usir 100 Balita karena Dianggap Terlalu Jahat
Ilustrasi. Balita dikeluarkan dari sekolah. (Foto: Alamy)
A
A
A

LANCASHIRE – Suatu akademi taman kanak-kanak di Lancashire, Inggris, mengusir 100 muridnya yang masih balita karena dianggap terlalu kasar dan jahat. Pihak sekolah mengatakan terpaksa mengambil tindakan tegas terhadap para muridnya meski masih sangat belia. Sebab, kenakalan anak-anak tersebut sudah terlampau tidak dapat ditoleransi lagi.

Mereka saling menggigit satu sama lain, menyakiti para guru dan staf. Bahkan sejumlah aksi kekerasan orang dewasa yang dapat dikategorikan sebagai tindak kriminal pun mereka lakukan. Antara lain, berkata-kata kasar, mengucapkan umpatan bernada rasis, melakukan pelecehan seksual, dan tidak merasa bersalah sama sekali.

Anak-anak yang tergolong bermasalah itu bahkan tidak mau mendengarkan nasihat gurunya, seberapa keras pun mereka dimarahi.

“Bagi siswa-siswi di bawah 11 tahun untuk dikeluarkan secara permanen dari sekolah adalah hal yang sangat jarang terjadi. Tetapi kami memutuskan demikian, demi menjaga keselamatan seluruh penghuni sekolah. Agar para siswa bisa belajar dengan aman, nyaman dan tenang. Juga para guru bisa bekerja dengan baik. Tidak ada lagi yang perlu dirundung ketakutan dan kekerasan di sekolah,” terang juru bicara Kementerian Pendidikan Inggris, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (31/3/2016).

Kabar ini segera menuai protes dari beberapa pihak. Masyarakat menilai sekolah terlalu keras menindak para siswanya.

“Sungguh tragis bahwa anak-anak berumur empat tahun ke bawah harus dikeluarkan secara permanen dari sekolah. Kasus ini menunjukkan mereka adalah anak-anak yang tidak bahagia dan bermasalah. Mereka bisa jadi mendapat perlakuan buruk di rumah dan bersikap buruk juga di sekolah sebagai ungkapan minta tolong. Pengusiran seperti ini justru merusak masa depan mereka,” ucap Davina Ludlow yang sehari-hari juga bekerja sebagai guru TK.

Ludlow berpendapat seharusnya sekolah menjadi tempat yang mampu berperan penting dalam mendukung pembentukan karakter yang lebih baik bagi anak-anak tersebut sebelum semua menjadi terlalu terlambat untuk disesali.

Meski begitu, pihak sekolah merasa keputusan yang mereka ambil ialah yang terbaik. Seiring banyaknya protes dari para orangtua yang anak-anaknya tersakiti tanpa alasan yang jelas di sekolah. Ditambah para guru dan staf yang merasa sangat terganggu dengan serangan para balita tersebut.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement